Doktrin Destruktif Kabbalis Mendukung Peperangan

reruntukan-bom-hiroshima
Seorang pria tampak di atas hamparan puing reruntuhan
akibat ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang. (AP Photo)
Oleh: Henry Makow Ph.D
Mengapa Zionis di garis depan memprovokasi perang, baik di masa lalu maupun  sekarang ? (US Media War on Islam)
Artikel penting ini menunjukkan bahwa semua perang dirancang untuk membunuh dan melemahkan semangat Goyim agar rela dibohongi.
Doktrin Destruktif Kabalis memberikan jawaban untuk memahami peristiwa dunia.
Menurut Kabbalah, yang merupakan doktrin rahasia agama Yahudi dan Freemasonry, "Kejahatan dan bencana [adalah] faktor-faktor endemik dalam proses penciptaan. Tanpa kejahatan tidak mungkin ada yang baik, tanpa kerusakan, penciptaan tidak dapat terjadi ..."  (Kabbalah: An Introduction to Jewish Mysticism, by Byron L. Sherwin, p. 72 72.)
Kabbalis percaya bahwa Ordo Lama (Kristen) tanpa ampun harus dihancurkan sebelum dibangun Tata Dunia Baru (setan) – the New [satanic] World Order, berdasarkan Kabbalah.
Oleh karena itu, motto Illuminati adalah: "Order Out of Chaos – Ordo ab Chao".  Karenanya Manifesto Komunis pendukung kehancuran bangsa-bangsa, agama dan keluarga, dengan berkedok negara mengalihan seluruh kekayaan swasta untuk para bankir Illuminati.
Doktrin Destruktif  menjelaskan mengapa perang dan revolusi berkarakteristik  nafsu yang tidak terkendali seperti dalam melakukan genosida, teror dan penghancuran.
Hal ini menjelaskan upaya menghapuskan eksistensi Tuhan dari wacana publik serta menerima luas kecabulan, pornografi dan okultisme.
Hal ini menjelaskan mengapa manusia tampaknya dikutuk oleh krisis dan bencana – baik ekonomi, politik serta bencana alam yang tidak pernah berakhir. Saya percaya kejadian-kejadian tersebut direkayasa oleh Illuminati untuk menyerang dan menghancurkan apapun yang berbau tatanan aturan baik Tuhan - rohani ataupun alami.
ILLUMINATI
Illuminati yang Anda kenal dewasa ini tumbuh dan berkembang dari ajaran sesat setan Yahudi "Sabbatean-Frankist" dari abad ke-17 dan ke-18.  Para bankir dan setengah orang Yahudi Eropa mengadopsi wabah penyakit ini dan menularkannya kepada para elite non-Yahudi melalui Freemasonry.
Dengan demikian, Illuminati berkarakteristik peran “Yahudi" dalam hal penghancuran peradaban.
Misalnya, dalam buku "You Gentiles" (1924 ) Maurice Samuel menulis:
"Dalam segala hal, kami perusak - bahkan dalam instrumen kehancuran yang kita kemudian mengubahnya menjadi bantuan... [contoh kasus perang di Iraq-pent] Kami orang Yahudi adalah perusak, yang akan tetap menjadi perusak untuk selama-lamanya Tidak ada yang akan Anda bisa lakukan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kita.  Kita selamanya akan merusak karena kita menginginkan dunia untuk kita sendiri.. "  (hal. 155)
Pada tahun 1928, Marcus Ravage, penulis biografi Yahudi Rothschild menulis esai berjudul, "The Real Case Against the Jews."
"Anda belum mulai menghargai kedalaman sebenarnya dari kesalahan kita. Kami adalah penyusup. Kami adalah pengganggu. Kami adalah perusak prinsip-prinsip, korup, subversif [subverters]. Kami telah mengambil alam dunia Anda, cita-cita Anda, takdir Anda, dan bermain-main malapetaka [havoc] dengan mereka. Kami berada dibalik peperangan, bukan hanya perang-perang besar yang terakhir, akan tetapi hampir di semua peperangan Anda, bukan hanya revolusi Rusia akan tapi setiap revolusi besar lainnya dalam sejarah Anda. Kami telah membawa perpecahan dan kebingungan serta  frustrasi dalam kehidupan pribadi dan publik dunia. Kami masih terus melakukannya.  Tidak seorang pun dapat memberitahu berapa lama lagi kami akan terus melakukannya."(THE CENTURY MAGAZINE, JANUARY 1928, Vol. 115, No. 3, pp. 346-350.)
Sebagian besar orang Yahudi (dan kaum liberal/kiri pada umumnya ) tidak menyadari plot Kabbalistik ini.  Mereka telah ditipu dan dimanipulasi oleh daya tarik palsu untuk cita-cita "keadilan sosial" dan "kesetaraan."
Mengapa Kabbalah Ini Setaniah
Religio berarti "to go within" yaitu "untuk mengetahui dan mematuhi hukum" Tuhan.  Dalam setiap agama yang benar, Hukum Tuhan terdiri dari cita-cita rohani mutlak – yaitu cinta, kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan, harmoni - murni dan gabungan antara itu semua.  Hukum Tuhan tidak ada jika tidak berMoral - yakni Baik.
Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan, sama seperti kegelapan adalah ketiadaan cahaya.
Kabbalah adalah setaniah karena mengatakan kejahatan adalah bagian dari Tuhan: "Tuhan memiliki dua sisi; [keduanya] pada dasarnya adalah satu hal yang sama, apa yang kita alami sebagai jahat adalah Tuhan sebagaimana yang kita alami seperti baik."
Oleh karena itu ungkapan mendapatkan uang hari ini: "Semua baik."
"Banyak teks dalam Kabbalah, termasuk Zohar, mengatakan bahwa tugas kita tidak untuk menghancurkan kejahatan, akan tetapi untuk kembali kepada sumbernya – “memasukkan kiri ke dalam kanan - to "include the left within the right,"," dalam metafora Zoharic, " untuk mengangkat bunga api  yang jatuh - "to uplift the fallen sparks" " dalam  metafora Lurianic satu. Pada Chabad Hasidism, dinyatakan bahwa kejahatan itu ada sebagai bagian dari wahyu Ilahi itu sendiri.  Memang untuk berpikir bahwa kejahatan benar-benar terpisah dari Tuhan, Tuhan itu sendiri, esensi dari kejahatan, yang justru merupakan ilusi  pemisahan."
"Melepaskan secara terpisah realitas kejahatan, sesungguhnya menerima sitra achra [kenajisan, okultisme, jahat ] adalah sisi Ketuhanannya, mudah di atas kertas dan sangat sulit dalam kenyataan ... Selain itu, sejauh ini  layak untuk melakukannya, gagasan ini memang mengubah hidup.  Semuanya adalah rasa Ketuhanan ... "
Kabalis juga percaya kepada "penebusan melalui dosa", yaitu sengaja menantang Hukum Lama dengan melakukan kejahatan (perzinahan, inses, pedofilia.) Penghancuran peradaban (yaitu kekacauan) akan memprovokasi kedatangan kembali Mesias ( anti – Kristus, al-Masih ad-Dajjal-pent) yang akan membangun kembali  dunia sesuai dengan spesifikasi Kabbalis, yaitu aturan Illuminati.
Dalam agama yang benar, Anda tidak taat kepada Tuhan karena melakukan kejahatan.
Kabbalah juga percaya Tuhan tidak dapat diketahui dan tidak memiliki bentuk.  Sebaliknya, agama yang benar menganggap Tuhan berada di dalam hati setiap manusia.  Dengan mematuhi suara ilahi-Nya, kita menemukan mendefinisikan diri sebagai manusia yang sejati, dan menemukan arah dan pemenuhan.
Dikuasai Setan
Sebut saja Illuminisme, sekularisme, Luciferianism, humanisme atau paganisme: Ini semua Kabbalah.  Peradaban Barat modern tidak memiliki legitimasi moral (dan masa depan) karena didasarkan pada pemberontakan melawan Tuhan, yang merupakan jalan pengembangan spiritual kita.
Kemanusiaan telah dibajak oleh psikopat yang bermaksud menghancurkan "orde lama" (Realitas) dan membangun yang tidak masuk akal, solipsistic1] , kekerasan, merusak akhlak, danBrave New World2] menggantikannya.
Para psikopat ini mengontrol piutang pemerintah dan media massa.  Dengan demikian, mereka mampu membeli para pemimpin kita dan membohongi masyarakat, namun  rakyat menerimanya dengan senang hati walau arahnya menuju kepada kehancurannya sendiri.

ReadmoreDoktrin Destruktif Kabbalis Mendukung Peperangan

Menyibak G 30 S

Suatu kali saya menyunting sebuah berita yang berkenaan dengan sejarah kelam bangsa ini: kudeta Gerakan 30 September 1965. Sudah sekitar empat tahun silam saat mengedit berita itu.
Di dalamnya terdapat kata G 30 S/PKI. Saya lantas memberikan catatan untuk sang redaktur. Isinya, saya menanyakan apa sang redaktur sudah yakin dengan deretan kata tersebut. ”Apa tidak perlu ditinjau ulang berdasar perkembangan sejarah tersebut?” tanya saya secara halus kepadanya. Esoknya, istilah yang dipakai tidak berubah, tetap G 30 S/PKI.
Peristiwa ini ibarat sebuah mozaik yang nyaris belum terkuak hingga kini. Ketika Orde Baru masih berkuasa, sejarah itu hanya berdasar sumber sang penguasa. Salah satu propaganda yang digunakan adalah film Pengkhianatan G 30 S/PKI yang digarap almarhum Arifin C. Noer. Film ini dibintangi antara lain oleh Amoroso Katamsi (sebagai Mayjen Soeharto), Umar Kayam (Bung Karno), dan lain-lain.
Begitu dahsyatnya propaganda ini, sehingga masyarakat kala itu dicekoki kisah horor dengan aransemen musik yang bikin bulu roma bergidik.
Kelak suatu ketika Arifin mengaku menyesal membuat film tersebut. Alasannya, sebagai sutradara, ia dipaksa tunduk oleh sutradara politik yang menjadi pengarah sesungguhnya.
Celakanya, ada banyak adegan yang justru berkebalikan dengan kejadian sebenarnya (untuk tidak menyebut memutarbalikkan fakta). Misalnya, tokoh Ketua CC PKI D.N. Aidit yang digambarkan doyan merokok. Dari mulutnya tak pernah lepas kepulan asap rokok dengan bibir yang menghitam. Padahal, Aidit bukan seorang perokok.
Yang paling miris adalah adegan penyiksaan beberapa korban yang kemudian diangkat sebagai pahlawan revolusi. Tiga perwira tinggi AD tewas ditembak saat hendak diculik. Yakni, Letjen A. Yani (Men/Pangad), Mayjen M.T. Harjono (deputi III Men/Pangad), dan Brigjen D.I. Pandjaitan (asisten logistik Men/Pangad). Sedangkan yang dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta Timur ada empat orang. Yaitu, Mayjen Soewondo Parman (asisten intelijen Men/Pangad), Mayjen Soeprapto (deputi operasi Men/Pangad), Brigjen Soetojo Siswomihardjo (inspektur kehakiman/oditur jenderal), Lettu czi Pierre A. Tendean (ajudan Menko Hankam Jenderal A.H. Nasution).
Adegan penyiksaan terhadap korban yang masih hidup di Lubang Buaya itu digambarkan sangat brutal. Misalnya, mata korban yang disilet dan tangan disundut rokok. Dalam koran Berita Yudha yang disokong ABRI, pada masa itu diembuskan isu bahwa penis korban dipotong.
Akhirnya, fakta kemudian terkuak bahwa tidak ada penis korban yang dipotong. Hal ini diperkuat oleh keterangan Prof Dr Arif Budianto (dulu bernama Liem Tho Jay) kepada tabloid D&R pada 1999. Satu yang pasti, kata dia, di tubuh korban dipastikan terdapat luka tembak. Tidak ada penis yang dipotong sebagaimana digembor-gemborkan oleh media massa kala itu.
Yang tidak pernah diungkapkan dalam buku-buku pelajaran sejarah adalah keterpautan Soeharto dan tokoh-tokoh pelaku. Misalnya, Letkol Untung bin Sjamsuri dan Kolonel inf A. Latief, tokoh kunci dalam G 30 S.
Untung adalah penerima bintang sakti saat berpangkat mayor. Penghargaan ini hanya diberikan kepada dua orang di Indonesia atas keberanian luar biasa dalam mendukung Operasi Mandala di Irian Barat. Satu lagi penerimanya adalah Mayor L.B. Moerdani atau akrab dipanggil Benny Moerdani.
Untung adalah anak buah Soeharto semasa menjabat sebagai panglima Kodam Diponegoro di Jateng. Untung menjabat sebagai komandan Yonif 454/Banteng Raider yang berpusat di Srondol, Semarang. Pasukan ini tergolong salah satu unsur elite tempur andalan AD. Batalyon ini di kemudian hari ikut terlibat dalam G 30 S.
Berdasar sumber Tempo, Untung memiliki kedekatan dengan Soeharto. Saat Untung menikah di Kebumen, Jateng, Soeharto datang dari Jakarta bersama Ny Tien ke resepsi tersebut (lihat Center for Information Analysis, 1999 : 15). Bisa dibayangkan seberapa dekat keduanya, mengingat transportasi dari Jakarta ke Kebumen belum semulus sekarang.
Latief juga demikian. Ia mengaku, sebelum G 30 S meletus, dirinya sempat melapor kepada Soeharto. Yakni, akan adanya gerakan yang siap menumpas Dewan Jenderal). Latief bermaksud menengok anak bungsu Soeharto, yakni Tommy, yang ketumpahan sop panas.
Namun, Soeharto berkilah dalam biografinya bahwa memang benar Latief menemuinya pada malam 29 September 1965, namun ia disebutkan berniat membunuh Soeharto.
Pada akhirnya, para pelaku yang disebutkan terlibat dalam Dewan Revolusi seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo, Mayor udara Soejono akhirnya dihukum mati. Mereka meregang nyawa di hadapan regu tembak. Pasca-G 30 S 1965 ini, terjadi pembantaian habis-habisan terhadap simpatisan PKI.
Aidit sendiri akhirnya ditembak mati oleh Kolonel Jasir Hadibroto dalam pelarian di Jateng. Padahal, kesaksian Aidit sangat penting di pengadilan untuk menguak jejak G 30 S.
Namun, masih banyak hal yang menjadi misteri. Misalnya, tokoh Sjam Kamaruzaman. Jabatannya adalah kepala polit biro PKI, yakni badan intelijen rahasia PKI. Ia dijatuhi hukuman mati, namun tidak jelas kapan dan di mana dia dieksekusi. Ada informasi yang beredar bahwa Sjam adalah agen ganda. Yakni, ia menjadi informan bagi PKI sekaligus TNI-AD. Yang tak kalah misteriusnya adalah hilangnya Lettu Doel Arief, komandan pasukan Pasopati yang bertugas menculik para jenderal. Konon ia ”diamankan” oleh Ali Moertopo, penasihat intelijen kepercayaan Soeharto.
Beredar banyak versi tentang G 30 S ini. Ada versi yang menyebut bahwa PKI adalah pelakunya. Yang termasuk pendukung versi ini adalah Buku Putih Pengkhianatan G 30 S/PKI terbitan Sekretariat Negara (1994) dan The Communist Collapse in Indonesia (1969) karya Arnold Brackman.
Versi selanjutnya adalah gerakan itu hanya persoalan internal AD. Sumbernya adalah The 30 September Movement karya Coen Holtsappel asal Belanda. Juga yang terkenal adalah Cornel Paper (1971) karya Ben Anderson dkk.
Versi lainnya menyebut G 30 S digerakkan oleh CIA. Analisis ini dikemukakan dalam artikel Peter Dale Scott (US and The Overthrow of Soekarno 1965-1968, terbitan 1985) dan Geoffrey Robinson (Complicity in the Indonesia Coup of October 1, 1965)
Versi lain menyebutkan bahwa gerakan tersebut adalah pertemuan kepentingan Inggris dan AS (disampaikan peneliti Greg Poulgrane); didalangi Soekarno (analisis Antony Dake serta John Hughes); dan teori Chaos (didukung oleh memoir Manai Shopiaan dan Oei Tjoe Tat.
Kendati banyak versi, ada hal penting yang perlu diketahui. Yakni, hubungan antara Soeharto dan para korban G 30 S. Ketika menjabat panglima Kodam Diponegoro pada akhir 1950-an, Soeharto pernah terlibat kasus penyelundupan. Ini membuat petinggi AD seperti Nasution murka. Soeharto akan dipecat. Kemudian dibentuk tim penyelidik yang terdiri atas Soeprapto, M.T. Haryono, Soetojo, dan Parman. Semuanya akhirnya menjadi korban G 30 S. Sebuah kebetulan?
Atas saran Gatot Soebroto, Soeharto akhirnya disekolahkan di Seskoad Bandung. Nah, ada cerita saat Soeharto akan diangkat sebagai ketua senat Seskoad, hal ini ditentang oleh D.I. Pandjaitan yang kala itu juga menempuh pendidikan di Seskoad. Alasan Pandjaitan: Soeharto punya mental kurang baik dan pernah melakukan tindakan kurang terpuji (terlibat kasus smokel/penyelundupan).
Tentang Yani, Soeharto dikisahkan punya rasa tidak senang. Pasalnya, Soeharto lebih senior dan lebih tua setahun, tetapi justru Ahmad Yani yang jadi KSAD. Ben Anderson dalam Cornel Paper-nya yang terkenal pernah bilang bahwa “Selama Yani masih ada, Soeharto tidak akan pernah naik…”
Soeharto sendiri akhirnya “diparkir” dengan menjadi panglima Cadangan Umum AD (Caduad), yakni pasukan cadangan yang bisa dibilang tempat para prajurit afkiran. Kelak Caduad diubah menjadi Kostrad (Komando Strategis AD).
Kostrad seakan bertukar nasib dengan korps Tjakrabirawa yang notabene diambil dari prajurit pilihan dan terbaik sebagai pengawal presiden. Karena dianggap terlibat G 30 S, Tjakrabirawa akhirnya dibekukan, sedangkan Kostrad naik. Bahkan, panglimanya, Mayjen Soeharto, akhirnya berhasil menjadi presiden kedua RI. Salah satunya, melalui Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) yang juga masih menjadi misteri sampa kini. Banyak sumber, khususnya beberapa mantan ajudan Soekarno, yang mengatakan bahwa sang presiden tidak pernah memberikan kekuasaan kepada Soeharto. Yang terjadi saat itu adalah Soeharto diberi kewenangan untuk memulihkan keamanan.
Sejarah mencatat bahwa Soekarno akhirnya dijadikan tahanan rumah. Sampai ia meninggal pada 1970. Soeharto sendiri akhirnya ditetapkan sebagai presiden yang menjabat hingga 32 tahun lamanya.
Apakah ia terlibat dalam G 30 S? Dari sedikit ulasan di atas, silakan Anda menyimpulkan sendiri.
Sidoarjo, 28 Sept 2012
Bacaan:
1. Gerakan 30 September: Antara Fakta dan Rekayasa Berdasarkan Kesaksian Para Pelaku Sejarah (Center for Information Analysis, 1999)
2. Gerakan 30 September; Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (Julious Pour, 2010)
3. Siapa Sebenarnya Soeharto (Eros Djarot dkk, Detak Files, 1999)
 Eko Prasetyo
ReadmoreMenyibak G 30 S

PIRAMID BERASAL DARI NUSANTARA?


Berbalik kepada topik kita, sebenarnya sudah ada kajian yang dibuat oleh para arkeologis barat dan dari negara jiran sendiri yang menunjukkan bahawa budaya piramid sebenarnya berasal dari Nusantara. Lebih tepat lagi ianya dikaitkan dengan sebuah benua yang telah tenggelam iaitu Sundaland. Sudah lama sebenarnya saintis-saintis barat mengeluarkan teori mereka mengenai Sundaland dan kebanyakan teori ini memang benar. Namun demikian sebahagian besar ahli-ahli arkeologi , geologi dan Sejarah aliran perdana masih meraguinya kerana menurut mereka ini semua pseudoscience dan arkeologi terlarang. Seperti yang kita tahu sebenarnya banyak penemuan arkelologis yang terpaksa dirahsiakan oleh kerajaan-kerajaan tertentu kerana ia bercanggah dengan teori-teori ilmuan perdana. Namun yang benar tetap akan tersingkap walau bagaimana carapun kita menutupnya bak kata orang Melayu bangkai gajah kalau ditutup akan berbau juga.
Di negara jiran kita Indonesia beberapa Ahli arkeologi dan geologi ternama mereka sedang giat untuk membuktikan bahawa sememangnya tanah Nusantara ini wujud sebuah ketamadunan purba yang tinggi teknologinya. Salah satu teknologi tamadun purba ini adalah pembinaan piramid. Professor Robert Schoch dalam kajian beliau ada menyatakan bahawa sebenarnya ilmu pembinaan piramid bukanlah asli dari Mesir tetapi sebaliknya milik bangsa yang lebih tua yang berasal dari timur di sebuah benua yang telah tenggelam. Menurut beliau lagi Sundaland yang tenggelam lebih kurang 70000 tahun yang lalu telah memperlihatkan penghijrahan satu kaum yang maju yang membawa ilmu pembinaan piramid ke serata dunia termasuklah Mesir.
Kajian yang dibuat beliau bukan sahaja menyetuh tentang bukti-bukti arkeologi tetapi juga bukti linguistik, antropologi, DNA, dan geologi. Oleh itu adalah sukar untuk menyangkal teori yang dibuat beliau tanpa pengetahuan dalam bidang-bidang tersebut. Tambah beliau lagi tamadun-tamadun utama dunia seperti Sumer, China, Bolivia, Peru dan lain-lain mendapat ilmu mereka dari orang-orang Sundaland yakni Nusantara. Menurutnya lagi manusia dari Sundaland ini mempunyai ilmu pelayaran yang hebat dan telah berlayar ke seluruh pelusuk dunia untuk menyebarkan tamadun mereka. Adakah anda pernah menonton filem 10 000 b.c? jika belum sila tonton kerana dalam filem itu ada maksud tersembunyi. Jika kita teliti betul-betul dalam babak akhir filem tersebut setelah kesemua hamba-hamba itu memberontak para penguasa yang mengarah untuk membina piramid tersebut cuba melarikan diri dengan sebuah kapal besar yang disembunyikan di belakang Piramid. Filem ini dengan jelas cuba memberi clue kepada kita bahawa Pembina piramid datang dari wilayah asing yang jauh.
Mungkin maklumat ini terlalu asing bagi kalian semua namun sebenarnya kenyataan Prof Robert ini ada asasnya. Seperti yang telah saya katakana Ahli-ahli arkelologi Indonesia sedang giat mencari piramid-piramid di seluruh Nusantara dan hasilnya mereka berjaya menemui beberapa buah piramid dan step piramid yang berusia beribu-ribu tahun lebih tua dari piramid Mesir! Salah satu tapak yang telah dikenal pasti oleh geologis dan arkelologis Indonesia ialah di gunung Lalakon, Bandung. Menurut mereka setelah mereka mengadakan unjian batuan secara saintifik mereka mendapati dibawah permukaan Gunung lalakon terdapat bentuk batu-batuan yang seakan-akan dibina manusia dan bukan terbentuk secara semulajadi. Jika ini benar bermakna Gunung Lalakon adalah salah satu piramid yang terbesar dan tertinggi di dunia. Pasukan yang digelar Turangga Seta ini mengklaim masih ada ratusan piramid lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka mengatakan bahwa piramid-piramid itu tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Secara geomorfologis, bentuk Gunung Lalakon di Bandung mahupun Gunung Sadahurip di Garut memang memiliki bentuk yang mirip dengan piramid. Mereka memiliki empat sisi yang ternyata simetri.
BENTUK GUNUNG LALAKON ADALAH TIDAK UBAH SEPERTI PIRAMID. MAMPUKAH ALAM SEMULAJADI MEMBENTUK PIRAMID SEBEGINI?
Adakah penemuan ini sama seperti penemuan di Bosnia. Saya juga mendapat maklumat bahawa penggalian di Bosnia telah dihentikan kerana kurang bukti ditemui dan dihalang oleh lembaga Arkeologi yang berpengaruh di dunia. Mengapa mereka betul-betul takut jika piramid ditemui di Bosnia atau di Indoneisa agaknya?
PUNDEN BERUNDAK DI JAWA BARAT YANG BERBENTUK PIRAMID
Selain daripada Gunung-gunung yang disebutkan diatas sebenarnya ada banyak lagi tapak lain terutama tapak megalitik di Indonesia yang mempunyai binaan berupa piramid dan step piramid. Antaranya ialah Candi Sukuh yang amat terkenal itu. Jika kita lihat betul-betul Candi ini tidak ubah seperti piramid kaum Maya dan Aztec di Amerika tengah! Selain Candi Sukuh satu lagi candi yang hampir serupa ialah Candi Cheto. Semua ini terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya jika kita membuat kajian lebih mendalam ciri-ciri pembinaan candi-candi di Nusantara adalah amat unik. Hal ini kerana ianya berasaskan kepada binaan step piramid. Contoh yang paling nyata ialah candi Borobudur sendiri. Selain Borobudur candi-candi lain seperti Candi pasemah di Sumatera selatan dan Candi Prambanan terutama di bahagian atasnya yang melambangkan Gunung Mahameru juga mempunyai asas step piramid. Jadi pada pendapat saya adalah logik sekiranya kita katakan bahawa pembinaan piramid adalah tidak asing sebenarnya di Nusantara.
CANDI SUKUH SALAH SATU CANDI UNIK YANG BERBENTUK PIRAMID
CANDI CHETO JUGA BERBENTUK SEPERTI PIRAMID AMERIKA TENGAH
PUNDEN BERUNDAK, SALAH SATU TAPAK MRGALITIK BERBENTUK STEP PIRAMID
CANDI BORUBUDUR JUGA DIBINA DENGAN ASAS PIRAMID
Masjid kampung laut.
Masjid Minang.
Rumah kaum Melayu Merina di Madagaskar juga mengekalkan bentuk 3 segi dan piramid.
Para pengkalji dari UKM sendiri pernah membuat kesimpulan bahawa di sekitar Tasik Chini ada bukit-bukit yang berbentuk seperti piramid yang mempunyai empat bucu yang lurus. Tambahan lagi jika kita lihat senibina rumah-rumah Melayu di seluruh nusantara maka akan kita lihat tidak hilangnya tradisi piramid dalam masyarakat kita. Apakah yang saya maksudkan? yang saya maksudkan adalah senibina bumbungnya yang berbentuk piramid dan antara contohnya ialah Masjid kampung laut. Apakah semua ini? adakah benar piramid berasal dari Nusantara? Adakah benar Sundaland adalah Atlantis yang dicari-cari selama ini? Saya tinggalkan persoalan ini untuk anda semua fikirkan. Wallah hu a’lam.

ReadmorePIRAMID BERASAL DARI NUSANTARA?

TANAH PARA DEWA: PUNT DI NUSANTARA


TEORI TANAH PUNT

dapat menyimpulkan bahawa teori Punt di Nusantara adalah lebih kukuh berbanding dengan teori-teori lain. Pernah juga pendirian saya menjadi goyah apabila membaca tentang kajian-kajian dari sarjana luar yang cuba meletakkan Punt di kawasan mereka, namun setelah di illuminate oleh Cik Sri dan melakukan lebih banyak pembacaan akhirnya pencerahan itu datang juga. Seperti yang saya katakan, setelah membaca artikel Cik Sri saya berusaha untuk membuat rujuk banding dan tidak menerima bulat-bulat dengan penulisannya. Saya bertuah kerana mempunyai akses terhadap perpustakan Universiti yang banyak menyimpan karya-karya sejarawan dari seluruh dunia. Bila ada masa terluang maka disitulah tempat saya bertapa. Salah satu buku yang telah dibaca saya adalah karya Sir Thomas Stamford Raffles, The History of Java. Buku ini telah terlalu lama berada dalam pandangan mata saya. Setiap kali masuk library saya pasti akan ternampak buku yang agak besar dan tebal ini.
Namun sebelum membaca penulisan Cik Sri, seingat saya hanya sekali sahaja saya pernah membaca buku ini itupun tidak habis, sekadar mencari bahan untuk menyiapkan kertas projek. Setelah membacanya semula, saya menemui kenyataan yang amat menarik ditulis oleh Raffles. Beliau menyatakan bahawa sememangnya ada petunjuk yang menyatakan bahawa terdapatnya pertapakan masyarakat Mesir purba di kawasan kepulauan Melayu atau Nusantara. Melalui kajian yang dilaksanakan beliau dengan mengumpul sumber-sumber lisan daripada pelbagai suku kaum rumpun Melayu di Nusantara ini, ada diantaranya yang menyatakan bahawa nenek moyang mereka telah berlayar dari Laut Merah dan mengembara ke Alam Melayu beribu-ribu tahun dahulu. Tambah beliau lagi ianya mungkin berlaku dikala Alam Melayu atau Nusantara ini masih sebuah daratan besar dan bercamtum. Ini bermakna jika penghijrahan ini benar-benar berlaku berkemungkinan besar ia berlaku pada penghujung zaman Pleistosien kalau tak silap saya lebih kurang 10 ke 8 ribu tahun yang lampau. Adakah ini benar? Pendapat Raffles ini patut dikaji dengan lebih teliti oleh sarjana zaman sekarang.
Selain itu menurut Raffles masyarakat yang berhijrah dari Mesir melalui laut merah tersebut adalah daripada pelbagai jenis suku yang masing-masing ada pegangan atau kepercayaan yang berbeza diantara satu sama lain. Di Nusantara mungkin mereka berpecah dan membentuk pelbagai suku rumpun Melayu yang mempunyai pelbagai corak kehidupan atau adat yang berbeza. Jika ini benar pada pendapat saya mereka ini juga mempunyai satu bahasa yang sama pada asalnya. Dan bahasa inilah yang dikelaskan sebagai bahasa Austronesia atau Melayu yang masih wujud sekarang. Secara peribadi saya sememangnya lebih berat untuk menyebelahi teori ini, kerana sebagai seorang Islam kita seharusnya sudah tahu bahawa the cradle of human civilization adalah di timur tengah. Di situlah Adam dan Hawa beranak pinak dan dari sana jugalah keturunan mereka menyebar keseluruh dunia. Oleh sebab itu saya kurang setuju dengan teori-teori yang menyatakan bahawa kita berasal dari Yunnan, Asia tengah, Afrika atau memang berasal dari Nusantara. Bangsa kita sebenarnya sudah tua saudara-saudara sekalian…ya, sudah tua. Kita bukan bangsa baru yang tak tahu mana hujung pangkal macam bangsa Sam-Sam Merong Maha Prasad, kita bangsa tua yang pernah mengecapi dan melalui tamadun-tamadun silam sejak zaman Nabi Idris mungkin (?)
Baiklah, berbalik kepada isu kita mengapa saya katakan teori Tanah Punt di Nusantara adalah lebih kukuh berbanding teori lain. Bagi pengetahuan anda semua, penulisan saya ini sebahagian besarnya adalah hasil pembacaan daripada kajian Prof Charles Robert Jones. Jadi saudara-saudari sekalian sekali lagi saya tegaskan ini bukan Hikayat Dongeng Doraemon Tahap Gaban, tetapi adalah hasil daripada kajian Ilmiah oleh pakar dalam bidang yang sepatutnya. Rekod Mesir purba menyatakan dengan jelas bahawa Tanah Punt terletak dibahagian timur Mesir. Untuk lebih jelas lagi anda boleh membaca sendiri The Egyptian Book Of The Death yakni sebuah buku sihir Mesir purba yang merupakan salah satu barang ritual terpenting dalam upacara pemakaman Firaun. Dalam buku ini ada menyatakan bahawa Punt bukanlah sebuah negeri sahaja tetapi adalah sekumpulan beberapa buah negeri atau kawasan di sebelah timur. Namun begitu tidak dijelaskan secara tepat dimana letaknya Punt tersebut.
Sebuah lagi karya Mesir purba yang ada menyebut tentang Punt adalah The Shipwrecked Sailor. Dalam karya ini ada dinyatakan bahawa raja Punt adalah pemerintah kawasan Pulau dan bukan sebuah daratan besar seperti Afrika mahupun Amerika. Ukiran di dinding kuil ratu Hatshepsut ada menunjukkan bahawa Punt terletak dikawasan persimpangan jalan perdagangan beberapa tamadun besar dunia. Kenyataan ini mengukuhkan lagi teori Nusantara kerana Nusantara sememangnya berada di persimpangan jalan perdangangan beberapa tamadun besar seperti India dan China!
Kuil Ratu Harshepsut
Ukiran kuil tersebut juga ada memaparkan barang dagangan dari Punt , antaranya ialah kemenyan dan emas. Punt dikatakan kaya dengan ‘asem’ . Asem adalah panggilan orang Mesir purba terhadap sejenis bongkah emas yang berbentuk bulat seperti donut yang merupakan produk Punt sendiri. Hal ini bermakna Punt adalah sebuah pusat perdagangan yang besar dan penting pada zaman tersebut. Selain itu perkataan ‘asem’ atau gegelang emas Punt lansung tidak dapat dikaitkan dengan teori-teori lain kerana setelah dikaji, Charles Jones mendapati tidak ada perkataan asem dalam bahasa-bahasa lain, namun perkataan asem ada dalam bahasa Melayu! Asem merujuk kepada sifat logam iaitu asid atau berasid yakni masam. Menurut Charles Jones emas pada zaman dahulu juga dipanggil sebagai asem oleh masyarakat Nusantara kerana sifat logam tersebut (E-mas+sam=masam). Sehingga hari ini dalam bahasa indonesia perkataan asid diganti dengan asam contohnya asam nitric ,asam hidrokloric dan sebagainya. Teringat saya kepada seorang pengamal perubatan alternatif yang pernah memberitahu saya bahawa ada hikmahnya mengapa Allah melarang lelaki memakai emas. Menurutnya emas sifat semulajadinya adalah sangat asid atau masam, ianya boleh menjejaskan kesihatan lelaki terutama kesihatan seksual. Badan lelaki tidak dapat meneutralkan asid pada emas berbanding badan wanita katanya.
Adakah begini rupa bentuk gegelang emas atau Asem yang diperdagangkan oleh pendudul punt dengan Mesir?
Atau begini bentuknya?
Tambahan lagi, teori Nusantara juga lebih kukuh adalah kerana faktor masa. Apa yang saya maksudkan adalah masa perjalanan ekspedisi perdagangan kapal ratu Hatshepsut ke tanah Punt. Mengikut catatan Mesir purba, tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk menerokai kawasan-kawasan luar Mesir dan juga untuk berdagang. Hatshepsut telah mendapat arahan daripada tuhannya Amon melalui Oracle atau perantara ( samaada kebetulan atau tidak dalam upacara Oracle consultation atau “menurun” ini antara ritual utamanya adalah pembakaran kemenyan…adakah anda pernah melihat bagaimana bomoh atau dukun-dukun Nusantara menurun? Apakah yang mula-mula mereka lakukan? YA..membakar kemenyan) yang menyuruhnya menjalankan eksplorasi perdagangan tersebut sebagai menunjukkan ketaatannya kepada tuhan sebagai pemerintah baru. Setelah sampai ke tanah Punt , wakil Ratu Hatshepsut iaitu Nehesi telah bertemu dengan pemerintah Punt yang bernama PEREHU. Pernah dengar nama ini? Macam pernah je kan? Adakah kebetulan nama Perehu ini sama dengan panggilan orang Melayu terhadap kenaikan air mereka iaitu Perahu?Nak tahu baca ATBM…:)
Bomoh sedang membakar kemenyan.
Pembakaran kemenyan oleh masyarakat Mesir purba.
Kapal dagang ratu Mesir tersebut telah kembali semula dengan selamat pada tahun ke Sembilan pemerintahan baginda. Tempoh waktu yang begitu lama diambil oleh pasukan ekspedisi ini untuk berlayar pergi dan balik dari tanah Punt adalah mustahil sekiranya tanah Punt adalah di Afrika seperti satu teori yang menyatakan bahawa ianya berada di Somalia atau Eritrea. Somalia dan Eritrea adalah sebuah negeri yang amat dekat dengan Mesir. Malahan Hatshepsut tidak perlu susah-susah hendak menyediakan kapal dagang yang serba canggih pada zaman tersebut untuk berlayar ke Somalia atau Eritrea, cukup sekadar berjalan kaki atau berkuda dan berkeldai sahaja boleh sampai. Malahan tidak perlu sampai bertahun-tahun perjalanannya! Selain itu jika benar tanah Punt adalah somalia atau Eritrea ianya tidak mungkin menjadi sebuah upacara khas yang memerlukan konsultasi daripada Oracle, kerana hubungan perdagangan diantara Mesir dengan negara-negara Afrika yang lain adalah perkara biasa dan memang sentiasa berjalan sejak zaman berzaman sebelum pemerintahan Hatshepsut lagi.
Lihat jarak dan kedudukan Somalia dan Eritrea serta Yaman. Ianya sangat dekat dengan Mesir dan tidak memerlukan masa yang terlalu lama untuk berlayar kesana.
Nehesi bertemu dengan Raja Perehu dan Permaisuri Hati.
Selain faktor masa, faktor jarak juga menjadi satu lagi petunjuk. Pada zaman pertengahan, kapal-kapal Pak Arab dari Oman dan Yaman sering berlayar sejauh empat ribu batu nautika ke Sumatera dalam tempoh masa 55 hari sahaja. Kapal-kapal Arab ini adalah diperbuat daripada kayu yang dijalin dengan tali. Dengan tiga buah layar, kapal ini mampu untuk berlayar dan mengharungi ombak besar dilautan luas dan angin yang tidak menentu di lautan Hindi dan laut China selatan. Perjalanan balik kapal-kapal ini mungkin telah melalui kepulauan Maldives sehingga sampai ke pesisir pantai Somalia dengan mengikut arus laut. Oleh sebab itu adalah tidak mustahil sekiranya kapal Mesir purba memerlukan masa yang lebih lama untuk sampai ke Nusantara terutama jika kita perkirakan teknologi perkapalan pada zaman tersebut yang mungkin terkebelakang sedikit berbanding kapal tiga layar buatan kayu yang dimiliki oleh pak-pak Arab pada zaman pertengahan. Jadi, masa beberapa tahun itu adalah munasabah sekiranya kita kira waktu mereka berada di Tanah Punt atau singgah dimana-mana tempat lain atau samaada mereka meneruskan perjalanan sehingga ke penghujung Nusantara yakni sehingga ke Maluku atau pesisir pantai utara Australia mungkin. Hal ini kerana terdapatnya jumpaan tulisan Hieroglif Mesir purba terukir di celah-celah batu di Australia. Namun itu cerita lain, saya tidak mahu menyentuh banyak mengenainya. Biar cik xxx yang arif menyentuhnya…;)
Dhow Arab
Jika kita bandingkan kapal Mesir purba yang berlayar ke tanah Punt dengan kapal pedagang arab pada zaman pertengahan, maka sudah tentu kalah kapal Mesir. Kapal Mesir purba yang dihantar oleh Hatshepsut tersebut adalah diperbuat daripada kayu tetapi hanya mempunyai sebuah layar sahaja. Kapal yang digunakan oleh orang Mesir purba ini adalah contoh prototaip kapal awal yang sama pembuatannya dengan kapal zaman logam akhir. Oleh sebab itu keupayaanya untuk bergerak dengan lebih laju adalah terbatas. Ini dapat menjelaskan tempoh masa yang begitu lama diambil untuk perjalanan pergi balik dari Mesir ke Punt.
Replika kapal Mesir Purba
Namun saya pasti ada diantara anda diluar sana yang masih ragu-ragu dengan kenyataan ini. Masakan orang Mesir Purba yang hidup beribu tahun dahulu boleh berlayar dengan selamat beribu-ribu batu, ahhh!…tak percayalah aku! Orang dulu mana reti buat semua bende tu…otak diorang tak setaraf otak orang zaman moden. Otak kitakan lebih kompleks dan lebih berkembang, otak depa masih ditahap primitive! Mana boleh mencipta kapal yang hebat dan canggih…karut aje. Adakah begitu fikiran anda?…:)
jika beginilah anggapan anda , bermakna anda bersetuju dengan teori evolusi Darwin. Nampaknya pemikiran anda telah terperangkap dengan pensekularan ilmu THH. Ini sangat bahaya, terutama kepada kita orang Islam. Kita sebenarnya memperkecilkan ciptaan Allah jika kita menganggap orang zaman dahulu adalah primitif dan bodoh. Kita seolah olah menghina nabi-nabi terdahulu dan umat Mereka. Adakah kita tahu dan melihat sendiri bahawa mereka itu primitive dan otaknya tidak berkembang. Dengan izin Allah mungkin pada zaman dahulu sudah ada orang yang menjumpai tenaga eletrik dan mencipta mentol lampu sebelum Thomas Edison. Dengan izin Allah juga mungkin sudah ada manusia zaman purba yang telah mencipta kereta hybrid, kapal terbang, enjin wap, microwave, senjata nuclear, mahupun roket.
Adakah anda tidak percaya dengan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah? Untuk pengetahuan anda , sebahagian besar daripada ciptaan-ciptaan hebat pada zaman moden adalah hasil daripada kebetulan dan trial and error. Adakah anda menganggap kebetulan ini tidak boleh berlaku pada zaman silam? Mungkin pada 5 ribu tahun dahulu Mak Cik Ati sedang memasak gulai tetapi secara kebetulan dia tersalah bubuh bahan maka jadilah Botox, maka gembiralah Mak cik Ati dengan penemuan barunya kerana nak kelihatan muda dan bergetah, lalu dijamahnya semua botox tersebut sehinggakan seluruh badan jadi tembam dan menggeleber…:) Mungkin juga Pak Cik Perahu tengah bermain Wau tetapi kemudian secara kebetulan petir menyambar Waunya lalu mengalir arus eletrik ke badannya kerana dia memakai Potoh Naga di lengan, maka tahulah dia akan arus eletrik yang dialirkan logam…:)
Permaisuri Hati yang tembun…:)
Mungkin juga memang semua kemajuan teknologi yang kita sedang kecapi sekarang sememangnya pernah digunakan oleh manusia pada zaman purba tetapi tidak meluas. Mungkin hanya satu dua orang sahaja yang tahu. Mungkin juga kerana manusia-manusia bijak yang mencipta pelbagai teknologi tersebut telah dimusnahkan Allah. Ini semua tidak mustahil tuan-tuan sekalian. Semuanya dengan izin Allah.
Geografi Nusantara juga saudara-saudari sekalian, adalah bersesuaian dengan diskripsi tentang tanah Punt. Hasil bumi Nusantara kebanyakannya dapat kita lihat dalam senarai barangan yang diperdagangkan dengan orang Mesir purba di Punt. Satu daripada barang terpenting yang mendapat permintaan tinggi para pedagang Mesir purba adalah Anti atau kemenyan Punt. Untuk pengetahuan anda ukiran di dinding Kuil Ratu Hatshepsut ada memperincikan tentang kemenyan dan pokoknya sekali. Setelah dikaji oleh para sarjana, di dapati bahawa pokok kemenyan Punt adalah tidak sama seperti pokok kemenyan dari Afrika mahupun Yaman. Kemenyan Afrika adalah dari jenis Bosweilia yang memang banyak di kawasan Afrika dan Yaman. Jadi kemenyan tersebut adalah kemenyan biasa yang memang telah digunakan lama oleh masyarakat Mesir purba, mungkin juga ada ditanam di belakang rumah mereka macam kita tanam serai…:) tetapi mengapa dalam gambar ukiran di kuil tersebut para pengunjung Punt beria-ia mahu membeli kemenyan Punt dan lansung membawa anak pokoknya sekali untuk dibawa balik ke Mesir?
Kru kapal Mesir sedang mengangkut barang dagangan dari Punt untuk dibawa pulang ke Mesir
Ini membuktikan bahawa kemenyan Punt bukanlah kemenyan sembarangan! Ia adalah kemenyan yang sangat berharga. Oleh sebab itu tidak mungkin Punt berada di Afrika kerana tidak ada kemenyan jenis sebegitu wujud di sana. Namun demikian kemenyan yang dipaparkan dalam ukiran itu memang wujud di Nusantara, terutama di Sumatera! Selain kemenyan ada banyak lagi barang dagangan Punt yang memang boleh didapati di Nusantara seperti gading gajah, kayu keras, gaharu, cendana, kayu Manis, kulit kura-kura, rempah ratus, bijih emas dan lain-lain.
Pokok kemenyan jenis ini banyak didapati di Afrika dan Yaman. Bentuknya berbeza dari lakaran pokok kemenyan Punt.
Di atas adalah kenyenyan jenis Lubban Jawi yang menjadi rebutan para Firaun Mesir. Pokoknya rendang dan tinggi berbanding kemenyan Yaman.
Digambarkan juga bahawa penduduk Punt mempunyai pelbagai ragam warna kulit dan puak. Ada diantaranya yang berkulit gelap, ada yang berkulit kemerah-merahan dan ada yang berkulit perang kekuningan. Diskripsi ini lebih mengukuhkan lagi teori Punt di Nusantara kerana demografi Nusantara memang mempunyai diversiti pingmentasi kulit yang pelbagai. Ada puak asli seperti Negrito yang hidup dalam hutan tebal berkulit gelap dan berhidung pesek seperti puak Afrika, ada puak yang berkulit kemerah-merahan mungkin orang Melayu yang berjemur di tengah sawah atau disebabkan aktiviti kelautan. Ada juga yang berkulit kekuningan yang mungkin menunjukkan suku-suku Melayu yang tinggal di kawasan tanah tinggi dan bukit-bukau seperti orang Minang, Kerinci dan Rejang yang kulitnya agak cerah termasuk juga orang Iban dan Dusun. Tambahan lagi ada diantara mereka yang berjanggut, ada yang tidak, malahan cara berpakaian mereka juga sedikit berbeza diantara satu sama lain. Tetapi adalah agak sukar untuk saya gambarkan demografi sebegitu di Afrika terutama di Somalia dan Eritrea kerana hampir kesemua penduduknya berkulit hirang (Bahasa banjar…hehe) . Ini termasuklah yang tinggal di kawasan tanah tinggi seperti di Etheopia.
Diatas adalah ukiran dinding yang menggambarkan rupa paras penduduk Punt.
Sesetengah unsur kebudayaan yang dipaparkan mengenai Punt dalam ukiran-ukiran Mesir purba juga adalah bertentangan dengan unsur kebudayaan Afrika tetapi lebih mirip kepada unsur kebudayaan Melayu. Telah dikenalpasti bahawa gelang dan rantai yang dipakai oleh Perehu raja Punt juga turut dipakai oleh beberapa puak di Afrika timur. Namun demikian menurut kajian yang telah dijalankan, puak-puak Afrika yang memakai gelang dan potoh seperti Perehu tersebut sebenarnya telah mendapat pengaruh daripada satu budaya dan tamadun lain. Anda tahu dari mana mereka mendapat pengaruh pemakaian gelang ini? Mereka sebenarnya telah mendapatnya daripada kita, iaitu suku rumpun Melayu. Mungkin anda tertanya bagaimana pulak kita boleh mepengaruhi puak-puak Afrika tersebut? Jawapannya ada di Pulau Madagaskar! Bagi anda yang tidak tahu, sebenarnya kajian tentang kolonialisasi bangsa Melayu terhadap kepulauan Madagaskar sebenarnya telah diterima ramai sarjana Barat dan tempatan. Sejak beribu-ribu tahun dahulu didapati berlakunya peghijrahan suku kaum Melayu dari Nusantara ke pulau Madagaskar dan pantai Timur Afrika. Jika teori ini telah diterima, mengapa susah sangat untuk kita terima bahawa orang Melayu telah sampai ke Mesir atau orang Mesir telah sampai ke Nusantara? Jarak diantara Mesir dengan pantai Timur Afrika atau Madagaskar bukan pun jauh sangat jika dibandingkan dengan jarak perjalanan dari Nusantara ke Madagaskar. Cuba anda fikirkan.
Di Madagaskar ada satu puak yang dominan menguasai pemerintahan walaupun mereka bukan majoriti sejak beribu-ribu tahun. Nama puak itu adalah Malagasy. Puak Malagasy sebenarnya adalah keturunan para penghijrah Nusantara beribu-ribu tahun dahulu. Bahasa mereka masih mengekalkan beberapa ciri bahasa Melayu. Dan jika anda masih sangsi lagi dengan supremasi Ruling Class Melayu, mereka boleh dijadikan contoh yang nyata. Puak Malagasy adalah kaum pertama yang mewujudkan sistem pemerintahan berpusat atau bernegeri di Madagaskar dan mereka bertindak sebagai pemerintah atau Lord kepada puak-puak Afrika kulit hitam lain yang terdapat di pulau tersebut. Mereka bukan sahaja memperkenalkan pemakaiian gelang dan potoh kepada puak-puak Afrika, malahan juga memperkenalkan tanaman ubi keledek, pisang, kelapa dan padi kepada masyarakat di Afrika Timur, tak lupa juga permainan Congkak serta alat musik.
salah seorang Ratu Madagaskar Dinasti Merina Malagasy, Ranavalona II.
Tambahan lagi rantai yang dipakai oleh isteri Perehu iaitu Hati mempunyai banyak persamaan dengan rantai-rantai yang dipakai oleh suku kaum di Nusantara terutama di Borneo seperti Iban dan Dusun. Malahan sebenarnya rantai itu ada mirip bentuk rantai yang dipakai oleh pengantin Melayu. Ditambah lagi dengan pemakaian senjata yang disisip di pinggang Perehu. Saya tidak mahu membuat spekulasi bahawa ianya Keris, namun cara pemakaian senjata sebegini sebenarnya tidak dipraktikkan oleh Masyarakat Mesir purba mahupun Afrika. Anda Nampak sekarang apa yang cuba disampaikan :) Selain itu dalam pemerhatian saya, ada satu lagi kelainan yang terdapat pada lukisan orang-orang Punt di dinding-dinding kuil Mesir purba. Jika dilihat dengan teliti semua orang Punt mempunyai lilitan di kepala mereka dan ini termasuklah dengan Permaisuri Hati. Tambahan lagi ramai daripada pengikut Hati dan Perehu yang berada di belakang dalam ukiran tersebut memakai rantai dan gelang. Rantai- rantai itu seperti juga yang dipakai oleh Hati dan Perehu mempunyai cantuman-cantumah berbetuk bulat. Adakah anda perasan bahawa semua suku kaum Rumpun Melayu di Nusantara ini pasti mempunyai headgear atau lilitan kepala masing-masing! Yang Melayu dengan tengkolok dan semutarnya, yang Jawa dengan blangkonnya yang Dayak, iban dan banyak lagi suku-suku lain dengan ikatan manik dan sebagainya. Cara ikatan yang diperlihatkan dalam ukiran tersebut juga jelas menunjukkan ia adalah sejenis fabrik atau sesuatu yang boleh lentur. Hal ini kerana kita dapat melihat ada simpulan dibelakang kepala mereka yang menunjukkan ianya diikat di kepala.
Perhatikan rantai yang dipakai Permaisuri Hati dan juga lilitan kepala para pengikut mereka di belakang. Dalam lakaran yang sama juga ada dipaparkan Asem atau gegelang emas Punt yang menjadi barang dagangan utama tanah Punt dengan Mesir.
Perhatikan perhiasan suku kaum Dusun ini. sebahagian besar daripada perhiatan mereka adalah diperbuat daripada kepingan-kepingan logam berbentuk bulat seperti yang dipakai Hati.
Lihat pula rantai yang dipakai wanita suku kaum Rejang ini.
Perhiasan suku kaum di Sabah.
Senibina rumah penduduk Punt juga memberikan petunjuk bahawa Afrika bukanlah tanah misteri tersebut. Rumah Punt berbentuk agak pelik bagi masyarakat Afrika dan Mesir. Namun demikian ia bukanlah bentuk yang asing di Nusantara. Rumah Punt berbentuk circular atau bulatan. Sememangnya ada puak-puak di Afrika yang mempunyai rumah sebegini, namun yang membezakan rumah Punt dengan rumah Afrika adalah ianya mempunyai kaki atau tiang-tiang tinggi dibawahnya seperti kebiasaan rumah-rumah Melayu. Lantainya pula diperbuat daripada papan dan tinggi tiangnya dikatakan lebih kurang 6 kaki. Atap rumah dijangkakan diperbuat daripada daun-daun yang seakan-akan buluh. Rumah ini juga ada tangga yang menuju ke pintu rumah yang kecil. Anda boleh menjumpai rumah-rumah sebegini dengan banyak di Nusantara walaupun mungkin segi empat.Tetapi ciri-ciri lain seperti bertangga dan tingginya enam kaki adalah indikasi yang besar menunjukkan bahawa ia sejenis rumah Melayu awal. Memang kebanyakan rumah Melayu, 6 kaki adalah ukuran standart yang membolehkan orang melakukan aktiviti dibawahnya. Malahan jika anda pergi ke Maluku dan Papua atau ke pulau-pulau terpencil di Indonesia anda sebenarnya masih dapat melihat rumah berbentuk bulatan sebegini. Menurut sarjana barat, bentuk rumah sebegini adalah prototaip rumah tertua di Nusantara.
Rumah Punt.
Adakah secara kebetulan Rumah suku Bidayuh adalah satu-satunya rumah suku kaum di Borneo yang berbentuk bulat? Lihat beberapa persamaan diantara rumah suku Bidayuh ini dengan rumah Punt.
Rumah suku kaum di Sumbawa.
Di atas adalah rumah suku kaum di Papua.
Satu ukiran purba di makam seorang pegawai kepada Firaun Thutmose III yang bernama Min ada memaparkan lawatan pelayar dari Punt yang datang ke Mesir menggunakan sejenis kenaikan air atau bot yang aneh. Ada dikalangan sarjana yang membuat spekulasi bahawa ianya adalah sejenis rakit namun dakwaan itu kabur. Berkemungkinan ianya diakibatkan daripada kesilapan pelukis atau pengukir dinding tersebut. Mungkin pelukis itu tidak pernah melihat sendiri bagaimana rupa bentuk sebenar kapal tersebut dan hanya memberikan gambaran kasar. Mungkin juga lukisan itu berbentuk satu dimensi. Apa yang dilihat mungkin berbeza dari reality sebenar. Dari kajian yang dilakukan oleh Charkes Jones, beliau mendapati ciri-ciri kapal tersebut adalah sama dengan rupa bentuk perahu orang Melayu Nusantara. Bentuk layarnya juga adalah sama seperti layar perahu Melayu awal yang pernah digunakan oleh nenek moyang kita untuk mengembara keseluruh kepulauan Melayu dan Pasifik.
Diatas adalah lakaran kapal dari Punt yang datang ke Mesir.
Last but not least, bukti yang menunjukkan bahawa sememangnya ada kesinambungan hubungan diantara Melayu Nusantara dengan Masyarakat Mesir purba adalah dengan jumpaan tulisan-tulisan purba yang lansung tidak diketahui dari mana asal usulnya di beberapa tempat di Nusantara. Jika anda membaca buku History of Java tulisan Stamford Raffles maka anda akan menemui salinan daripada transkrip batu-batu bersurat serta manuskrip purba yang dijumpai oleh beliau. Apa yang menariknya adalah sebahagian besar daripada tulisan-tulisan ini adalah tidak boleh dibaca sehingga sekarang. Ada sarjana yang berpendapat bahawa tulisan-tulisan tersebut adalah tulisan Sanskrit atau Pali. Namun setelah disuakan kepada pakar tulisan Sanskrit dan Pali mereka juga mengatakan bahawa ia bukan tulisan tersebut. Malahan aksaranya berlainan sekali dengan aksara-aksara keindiaan yang banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Melayu klasik seperti Kawi dan Jawa Kuno. Apakah jenis tulisan itu? Mengapa ia begitu misteri sekali sehinggakan pakar-pakar bahasa di London tidak dapat menafsirkannya?
Diatas adalah tulisan misteri yang dipaparkan dalam buku Raffles. Terdapat banyak ciri Phoenecian dalam karakternya.
Setalah dikaji oleh pakar-pakar bahasa dan termasuk Charles Jones sendiri, maka telah dapat dikenalpasti bahawa tulisan-tulisan tersebut sebenarnya adalah dalam kategori tulisan Phoenecia dan ibrani kuno. Apa yang menggemparkan para sarjana ini adalah tulisan rencong yang digunakan oleh suku Rejang, Kerinci dan Melayu Jambi juga mempunyai persamaan yang sangat banyak sekali dengan tulisan Phoenecia dan Ibrani kuno. Kajian yang dibuat mengenai tulisan-tulisan suku-suku Melayu Sumatera yang lain juga seperti suku Batak turut mendapati ianya berada dalam kelompok yang sama iaitu Pheonecian. Bagaimana tulisan orang Pheonecian yang bertapak di kawasan Syria, Palestin, dan Lebanon boleh berada beribu batu jauhnya di Nusantara? Menurut Charles Jones, 15 daripada aksara misteri yang dipaparkan dalam buku raffles tersebut adalah berada dalam variasi aksara Phonecian.
Aksara Rejang.
Dalam buku yang sama juga Raffles ada memaparkan tulisan purba misteri yang berbentuk Demotic. Charles Jones telah membandingkan tulisan misteri berbentuk Demotic tersebut dengan tulisan Demotic Mesir purba dari kurun ke 3 hingga ke 7 sebelum Masihi. Hasilnya adalah amat mengejutkan! Sembilan belas daripada aksara tulisan misteri tersebut adalah sepadan dengan sistem aksara Demotic Mesir Purba! Semua ini jelas menunjukkan bahawa sememangnya suatu ketika dahulu para pedagang dan pelaut dari Mesir purba dan negeri-negeri berdekatan dengannya terutama Pheonecian pernah sampai ke Nusantara dan berinteraksi dengan orang Melayu purba. Malahan bukan itu sahaja, pelaut dan pedagang dari tanah Punt atau Nusantara juga pernah sampai ke Mesir dengan kapalnya sendiri. Ini belum lagi jika saya kemukakan kajian-kajian daripada pakar-pakar bahasa seperti Jaspen yang berjaya menemui banyak perkataan-perkataan Mesir purba dalam kosakata bahasa Melayu Rejang dan Melayu Standart, contohnya Mata Hari atau Maat Heru, Baal atau Bala, prah atau perahu dan banyak lagi. Untuk maklumat lanjut mengenai kajian ini sila baca ATBM sahaja ok…:)
Tulisan misteri yang dijumpai di Indonesia yang mempunyai banyak persamaan dengan tulisan Demotic Mesir Purba.
Di atas adalah contoh tulisan Demotic daripada sebuah manuskrip Mesir purba. Cuba anda padankan mana-mana aksara yang berbentuk hampir serupa dengan tulisan misteri sebelumnya.
Satu lagi tulisan misteri yang dijumpai di Bogor yang mempunyai ciri-ciri tulisan Phoenecian dan Demotic.
Secara kesimpulannya kajian-kajian yang telah dikemukakan ini sekaligus mengukuhkan lagi teori yang menyatakan bahawa Tanah Punt adalah berada di Nusantara. Jika ini benar , bermakna leluhur tamadun Mesir purba juga berkemungkinan berasal dari Nusantara kerana menurut Masyarakat Mesir purba, nenek moyang mereka berasal dari Punt dan Tuhan-tuhan mereka juga berasal dari Punt, seperti Horus, Osiris, Seth dan Isis. Mereka percaya bahawa tuhan-tuhan mereka ini pada suatu masa dahulu adalah manusia biasa. Adakah mereka ini berbangsa Melayu Nusantara? Wallah hu a’lam.
ReadmoreTANAH PARA DEWA: PUNT DI NUSANTARA