Amru Bin Ash; Sang Pembebas Mesir

Bookmark and Share


Dalam jajaran panglima perang di jaman khalifah rasyidin, nama Amru Bin Ash, tak pelak lagi dapat disejajarkan dengan nama panglima perang Islam lainnya, yakni Khalid Bin Walid.

Amru Bin Ash Bin Wa’il Bin Hisyam (583-664 M), merupakan seorang sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Julukan bagi Amru Bin Ash adalah “Pembebas Mesir.”
Ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayah Mesir kala itu, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan penduduk untuk menentangnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Maka tatkala dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan-pasukan yang beriman: “Allahu Akbar, Allahu Akbar“, mereka pun dengan berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit itu lalu memeluk Agama Islam yang dengannya mereka menemukan kebebasan mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar.

Amru Bin Ash ketika masih belum memeluk Islam, cukup menyusahkan perjuangan Rasul SAW dalam menyebarkan Islam di Kota Makkah.
Oleh sebab itu, Rasul SAW selalu berdoa dan memohon kepada Allah agar menurunkan azabnya pada mereka. Tiba-tiba, tatkala beliau berdoa dan memohon, turunlah firman Allah: “Tak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran: 128)
Rasul SAW memahami bahwa maksud ayat itu ialah menyuruhnya agar menghentikan doa permohonan azab dan menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata.

Amru Bin Ash masuk Islam bersama-sama dengan Khalid Bin Walid yang terkenal dengan julukan Syaifullah (Pedang Allah).
Ketika terjadi konflik kekuasaan antara khalifah Ali Bin Abu Thalib, Amru Bin Ash mengambil posisi memihak kepada Muawiyah Bin Abu Sufyan. Untuk itu beliau kemudian diangkat menjadi Gubenur Mesir setelah sebelumnya dipecat oleh khalifah Utsman Bin Affan.
Amru Bin Ash pernah melakukan tindakan kontroversial; meletakkan al qur’an di ujung tombak untuk menghentikan serangan khalifah Ali Bin Abu Thalib ketika terjadi peperangan dengan tentara Muawiyah yang dipimpin oleh Amru Bin Ash, sedangkan seorang sahabat Rasul SAW lainnya, Abu Musa Al Asy’ari berada di pihak khalifah Ali sebagai panglima perang pula.

wikipedia & republika
Imi Suryaputra