Ancaman dan Siksaan Terhadap Umat Islam (dalam sejarah Islam)

Bookmark and Share


Berdasarkan penelusuran Muhammad Abdul Qodir Abu Faris (Muhammad Abdul Qodir Abu Faris. Ujian Cobaan Fitnah Dalam Da’wah (Jakarta : Gema Insani Press, 1992), h. 140-157), ada beberapa bentuk tribulasi, makar, konspirasi, dan gangguan dakwah yang dialami Rasulullah dan para sahabatnya.

Sahabat Nabi Muhammad saw yang mendapatkan ujian ini adalah Khabab bin Art dan Ammar bin Yasir. Menurut pengakuan Khabab, orang-orang kafir Quraisy menyalakan api sampai membara kemudian dia dibaringkan di atas bara api tersebut sampai bara api itu padam oleh penggunggungnya. Nasib yang serupa dialami oleh Bilal bin Rabbah. Bilal di baringkan di atas padang pasir yang sangat panas, mengikatkan tali ke lehernya, dan dadanya ditindihi oleh batu yang sangat besar dari siang hari hingga sore hari. Sama dengan yang dialami Bilal, Abu Fakihah disiksa dengan kejam di padang pasir oleh majikannya Umayyah bin Khalaf. Tangan dan lehernya dibelenggu lalau dibawa ke padang pasir diang hari tatkala hari sedang sangat panas. Dia diterlentangkan, sebuah batu besar diletakkan di atas perutnya sehingga kesulitan bernafas dan lidahnya menjulur keluar. Ubai bin Khalaf, saudaranya Umayyah berkata kepadanya, “Hai Umayyah tambah lagi siksaannya sampai Muhammad datang ke sini. Biarlah nanti Muhammad yang melepaskannya.”


Bentuk penganiayaan lain adalah dengan dicekik (dijerat leher). Dalam Subul Al Huda Wa Ar Rasyad diceritakan dari riwayat Bukhari, Ibnul Munzdir dan Abu ya’la serta Thabari dari ‘Urwah. Ia berkata, “Aku bertanya kepada Amr bin Ash, ‘Ya Amr beritahukanlah kepadaku siksaan mana saja yang paling hebat yang dilakukan oleh orang musyrik terhadap Nabi saw.’ Amr bin Ash menjawab, ‘Ketika Nabi berada di Hijir Ka’bah, tiba-tiba datanglah Uqbah bin Mu’ith menemuninya. Lalu ia membelitkan baju yang dipakainya ke leher Nabi saw sehingga leher beliau tercekik dengan kencangnya. Tetapi kemudian datanglah Abu Bakar ra untuk melepaskan jeratan itu dari bahu Rasulullah saw seraya berkata, ‘Apakah engkau hendak membunuh seseorang hanya karena ia mengatakan bahwa, ‘Rabbku adalah Allah’ padahal telah datang kepadamu ayat-ayat dari Rabbmu?”



Ada juga bentuk penganiayaan dengan dilempari kotoran yang berbau busuk. Asysyaikhani, Al Bazzar, dan Ath Thabrani meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra. Katanya, “Aku belum pernah melihat Rasulullah saw mengalami peristiwa yang amat menyakitkan selain dari hari ini. Tatkala beliau sedang shalat, sekelompok orang kafir Quraisy di antaranya Abu Jahal, Syaibah, Utbah bin Rabi’ah, Uqbah bin Mu’ith, Umayah bin Khalaf dan lain-lain bermusyawarah tentang bagaimana cara mengganggu Muhammad saw. Mereka akhirnya bersepakat akan meletakkan keranjang berisi kotoran buangan sembelihan saat Rasulullah sedang sujud dalam shalatnya.


Bentuk lain dengan cara dipukul. Ketika Rasulullah saw hijrah ke Thaif, beliau disambut oleh penduduk setempat dengan perbuatan yang amat buruk. Beliau mendapat siksaan yang amat hebat. Mulai dari anak-anak sampai orang tua menyerang dan melempari Rasulullah saw dengan batu-batu sehingga beberapa bagian tubuh beliau luka dan berdarah.


Cara lain untuk menghentikan dakwah Rasulullah saw para kafir Quraisy melakukan cara yang menghinakan yaitu meludai muka Rasulullah saw atau para sahabatnya. Al Baladzari meriwayatkan, “Pada suatu ketika Uqbah bin Mu’ith yang telah menerima dakwah Nabi saw dan menyatakan syahadatnya bertemu dengan Ubai bin Khalaf yang menjadi teman sejawatnya. Ubai memusuhinya karena Uqbah telah mengikuti risalah Rasulullah saw. Saat itu Ubai bertanya kepda Uqbah, ‘Hai Uqbah, engkau telah mengikuti agama Muhammad?’ Uqbah menjawab, ‘Tidak…’ Namun rupanya jawaban itu meragukan. Maka Ubai berkata dengan sinisnya, ‘Kini wajahku haram bagi wajahmu jika engkau tidak kafir dengan kalimat syahadat itu.’ Lalu Ubai bin Khalaf meludahi wajah Uqbah. Inilah yang melatarbelakangi turunnya ayat 27-28 surat Al-Furqan.



Penyiksaan lain yang dilakukan para penentang dakwah adalah dengan cara diikat dengan tali. Sahabat yang mengalaminya adalah Zubai bin Awwam. Ketika dia menyatakan masuk Islam, pamannya melakukan penyiksaan dengan cara mengikat Zubair dan menggantungnya dengan tikar dan disulut api dari bawah, seraya berkata, ‘Kembalilah kepada agama nenek moyang.’ Zubar berkata, ‘Selama-lamanya aku akan mengikuti agama yang dibawa oleh Muhammad.”


Semua bentuk-bentuk penyiksaan itu merupakan cara yang dilakukan oleh Musuh Islam dalam menghentikan dakwah Rasulullah saw. Namun dengan kekuatan nasihat dan petunjuk Allah swt dalam Al-Quran, ujian-ujian tersebut tidak memadamkan keteguhan dan semangat dakwah Rasulullah saw dan para sahabatnya. Ayat tersebut di atas, merupakan salah satu ayat yang memberikan wejangan dan petunjuk kesabaran menghadapi tangtangan dakwah.

Ahmad S