Gerabah Zaman Neolitik Ditemukan di Jambi

Bookmark and Share





Arkeolog dari Museum Negeri Jambi menyatakan pihak museum telah menerima sampel pecahan gerabah peninggalan zaman Neolitiic.

"Ya, baru-baru ini kita menerima sampel pecahan gerabah yang ditemukan warga kabupaten Merangin yang kita duga adalah pecahan gerabah tinggalan zaman pra-sejarah tepatnya zaman Neoliticum," kata arkeolog Museum Negeri Jambi, Yusuf Martun di Jambi, Selasa.

Dikatakan Yusuf pecahan grabah tersebut, tidak ditemukan pada satu tempat yang sama melainkan di beberapa tempat berbeda yang berjauhan laokasinya.

"Namun yang terbaru dilaporkan warga adalah temuan pada bulan lalu di desa Bedeng Redjo kecamatan Bangko Barat, sekantong pecahan gerabah kuno itu masih cukup lengkap sehinga bisa dideteksi atau diprediksi zamannya," ujar dia.

Beberapa ciri yang bisa dipakai untuk memprediksi umur gerabah itu adalah dari bentuk, bahan, dan lokasi temuan yang memang diduga kuar banyak menyimpan barang-barang kuno tinggalan zaman pra sejarah di Jambi.

Selain itu, dalam bentuk dan teknik yang sederhana sudah sangat kentara bisa diduga kalau pembuatan gerabah itu adalah ketika manusia belum mengenal teknologi seperti tinggalan zaman dinasti China yang juga sering ditemukan.

Dikatakan Yusuf saat ini sampel pecahan gerabah yang diduga tinggalan zaman neolitic yang merupakan awal mula manusia purba memasuki tradisi bercocok tanam tersebut tengah diteliti oleh ahli geologi di BP3 dan di museum Jambi.

Kalau nanti berhasil diketahui usia tinggalan berupa pecahan gerabah itu, tegas dia, maka akan menjadi suatu temuan penting bagi sejarah di Jambi yang mempertegas asumsi kalau selama ini Jambi adalah salah satu tempat tinggal manusia purba khususnya di kawasan barat seperti Kerinci dan Merangin.

Antara