Mengunjungi Istri Sahabatnya

Bookmark and Share


DALAM diskusi buku SAHABAT NABI karya Dr.Fuad Jabali (16 Maret 2011) di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof.Dr. Jalaluddin Rakhmat (Ustadz Jalal) sempat membacakan sebuah riwayat dari kitab Shahih Bukhari dalam upaya menunjukan pentingnya melakukan studi kritis historis.

Dikisahkan Nabi Muhammad saw mendatangi rumah istri seorang sahabat tanpa ada sahabat tersebut. Kemudian kepala Nabi bersandar pada pangkuan istri yang bukan muhrim tersebut dan diseliksik mencari kutu dan selanjutnya terbangun dengan wajah ceria.


Ustadz Jalal menjelaskan bahwa hadis tersebut harus ditolak karena telah menunjukan perbuatan Nabi yang tidak mengetahui aturan-aturan Islam dalam bertamu.



“Mendatangi perempuan yang bukan istrinya dan tidur dipangkuan istri orang, bukan termasuk akhlak Nabi. Begitu pun kepala Nabi berkutu, menunjukan Nabi tidak menjaga kebersihan. Al-Quran menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw berakhlak mulia, terpuji, bersih, dan suci. Jelas hadis tersebut bertentangan dengan informasi al-quran. Karena itu, jika menemukan hadis-hadis atau berita sejarah Nabi yang merendahkan kemuliaan Rasulullah saw perlu dikaji secara kritis, atau langsung tolak,” ungkap Ustadz Jalal.


ahmad s