Para Filosof dan Ilmuwan Muslim

Bookmark and Share



AL-Farabi (870-950 M.)

Abu Nashr Muhammad b. Turkhan b. Awzalagh al-Farabi lahir di Farab, Transoxania. Al-Farabi alias Alpharabius adalah seorang filosof Muslim yang juga pakar dalam bidang ilmu tata-bahasa, matematika, fisika dan politik. Sepanjang hidupnya ia menulis lebih dari seratus limapuluh buku dan risalah ilmiah, terutama yang berkaitan dengan logika, filsafat, matematika, etika dan ilmu pemerintahan. Berberapa karya penting al-Farabi antara lain: Kitab al-Ta’lim al-Tsani, al-Tawti’ah fi al-Manthiq, al-Siyasah al-Madaniyyah, Ara’ Ahl al-Madinah al-Fadhilah, Fushus al-Hikmah, dan Kitab al-Musiqa al-Qubra’.Al-Farabi telah mewariskan pada sunia harta yang tidak ternilai harganya dalam bidang Logika (Manthiq) dan Politik (al-Siayasah).



Al-Battani (847-929).

Astronom Abu ‘Abdullah Muhammad b. Jabir b. Sinan al-Harrani al-Shabi alias al-Battani lahir di wilayah Harran, Turki. Sebagian besar waktunya dihabiskan di observatorium khalifah al-Ma’mun. Di tempat itulah al-Battani dengan tekun menghimpun data tentang gerak bumi, bulan, matahari, dan benda-benda langit lainnya. Dialah yang pertama kali menggunakan istilah azimuth, zenith, nadir dan dan garis ekliptika dalam kaitannya dengan gerak benda-benda langit. Salah satu karyanya, al-Jiz al-Shabi (Almanak Astronomis al-Shabi) memuat hasil pengamatan dan tabel-tabel astronomisnya. Selain sebagai astronom terkemuka, al-Battani juga ahli matematika. Ia tercatat sebagai ilmuwan yang pertama kali memperkenalkan prinsip sinus dan cosinus dalam ilmu hitung trigonometri. Menjelang akhir hayatnya al-Battani berhasil menyelesaikan tabel sinus dai 0-90 derajat dengan selang 1 derajat.[]

.


Abu Bakr al-Razi (865-925 M.)


Abu Bakr Muhammad b. Zakariyya al-Razi (Rhazes dalam bahasa Latinnya) lahir di kota Rayy, Persia. Pada zamannya al-Razi termasuk dokter klinis yang paling disegani. Karya ilmiahnya berjumlah 260 buah yang meliputi bidang kedokteran, filsafat, sejarah dan kimia. Salah satu karya utamanya adalah al-Hawi yang tebalnya mencapai 20 jilid. Buku al-Hawi ini berisi kumpulan hasil-hasil penelitian medisnya, dan menjadi buku induk di dunia kedokteran selama beberapa abad. Dalam bukunya al-Kimya’ ia menguraikan proses distilasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, dan kalsinasi berbagai jenis zat. Sementara di dalam buku al-Manshuri, al-Razi memaparkan hasil penelitiannya mengenai obat-obatan, anatomi tubuh, kandungan gizi makanan dan proses pembedahan tubuh. Al-Razi jugalah yang pertama kali meneliti penyakit cacar dan membedakannya dengan campak dalam risalahnya yang berjudul al-Judari wal- Hasbah.


AL-KINDI(802-873 M.)

Abu Yusuf Ya’qub b. Ishaq al-Sabbah al-Kindi lahir di Kufah, Iraq. Al-Kindi (Alkindus dalam versi Latinnya) adalah seorang filosof Muslim kelas dunia. Kecakapannya meliputi banyak bidang. Ia adalah seorang filosof yang juga pakar di bidang matematika, geografi, fisika, astronomi, kedokteran, metalurgi bahkan musik. Sepanjang hidupnya al-Kindi menghasilkan sekitar 270 tulisan ilmiah dalam bentuk buku atau risalah. Sejumlah karya orisinil al-Kindi kelak menjadi fondasi bagi perkembangan ilmunpengetahuan modern. Beberapa karya monumentalnya antara lain: Fi al-Falsafah al-Ula, risalah fi Masa’il suila ‘anha Ahwal al-Kawakib, Risalah Ktab Uqlidis, risalah fi Madkhal ila al-Aritmatiqi, Risalah fi Madkhal al-Manthiq biistifa’ al-qawl fihi dan Kitab Taqrib Watar al-Da’irah.

JABIR B. HAYYAN (722-832 M.):

“Bapak Kimia”Bapak ilmu kimia, Abu ‘Abdullah Jabir b. Hayyan al-Kufi al-Sufi lahir dinkota Thus, Iran. Sejak muda Jabir amat serius mendalami ilmu kimia, filsafat, matematik, musik dan pengobatan. Dengan uang tabungannya sendiri Jabir membangun bengkel percobaan untuk keperluan penghabluran,mekstraksi dan distilasi berbagai macam bahan kimia. Di dalam bengkelnya itu Jabir berhasil menemukan beberapa senyawa baru seperti timbal korbonat, asam karbida, asam nitrit, asam chlorida, dan senyawa sulfida. Menurut Jabir, orang yang tidak meletakkan dasar pengetahuannya pada bukti-bukti ilmiah, bakal melakukan kesalahan fatal. Pernyataan ini menjadi tonggak kelahiran empirisisme dalam metode ilmiah. Mizan (kesetimbangan) merupakan prinsip kerja Jabir dalam bereksperimen. Azas ini kelak berkembang menjadi teori kesetimbangan kimia.

FB Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara