Paus dan Puasa

Bookmark and Share


Pada bulan ramadhan ini Indonesia kedatangan ikan yang istimewa yaitu IKAN PAUS, Pada waktu kecil aku hanya bisa membayangkan seberapa besar ikan paus itu, ternyata sekarang benar-benar menyaksikannya walau hanya sekedar di internet atau televisi. bahwa ternyata makhluk ciptaan Allah itu nyata.


Melihat Ikan Paus itu ingatannku langsung tertuju pada cerita guru madrasahku tentang cerita NABI YUNUS yang berada di dalam IKAN PAUS dalam keadaan hidup-hidup dan berpuasa juga didalam ikan tersebut selama 40 hari.

Nabi Yunus A.S. termasuk nabi dari keturunan Bani Israil. Allah mengutusnya kepada penduduk negeri Ninawa di Mosul (Iraq). Beliau menyeru kaumnya untuk kembali kepada Allah, namun mereka menolaknya. Nabi Yunus A.S. tidak berputus asa, selalu berusaha untuk terus mendakwahi kaumnya, yang terus menolak. Karena sudah tidak kuat lagi, kmudian Nabi Yunus mengancam mereka dengan suatu adzab dan pergi meninggalkan mereka, tidak lagi sabar sebagaimana mestinya. Beliau pergi dalam keadaan marah. Allah berfirman:Ketika dia pergi dalam keadaan marah. (Q.S. Al Anbiya: 87)Ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan. (Q.S. Ash Shaffat: 140)

Nabi Yunus A.S. naik ke kapal yang sudah penuh dengan penumpang dan barang. Sampai di tengah lautan, kapal tersebut mulai memperlihatkan tanda-tanda akan tenggelam. Saat itu hanya ada dua pilihan, mereka tetap bersama-sama di atas kapal tetapi tenggelam semuanya, atau satu persatu dilempar ke laut untuk meringankan muatan kapal dan meyelamatkan yang lain. Akhirnya diputuskan untuk memilih yang kedua. Mulailah diundi siapa yang akan dilempar ke laut, termasuk dalam undian itu adalah nabi Yunus. Allah berfirman:

Lalu dia termasuk orang-orang yang kalah. (Q.S. Ash Shaffat: 141)

Yakni nabi Yunus A.S. kalah dalam undian itu. Mereka pun melemparnya ke laut dan kemudian ditelan bulat-bulat oleh seekor ikan dari dalam laut. Di dalam kegelapan perut ikan itu, beliau berdoa:


Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhaalimiin

(Tidak ada ilah melainkan Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dhalim.) (Q.S. Al Anbiya:87)

Kemudian Allah memerintahkan ikan tersebut untuk melemparkan Nabi Yunus ke tanah tandus. Allah mengasihani beliau dengan menumbuhkan untuknya sebuah pohon dari jenis labu, dan menaunginya hingga kuat.

Dari cerita tersebut bisa disimpulkan bahwa Nabi Yunus kurang sabar menghadapi kaumnya dan akhirnya berada didalam perut ikan untuk melatih Kesabaran dengan berpuasa dan berdoa selama 40 hari.

Bisa jadi kedatangan 2 ekor ikan Paus di Pantai Parangkusumo Bantul dan Karawang untuk mengingatkan kita kembali tentang kisah Nabi Yunus tersebut bahwa untuk berdakwah harus butuh kesabaran dan laku tirakat.

M Yasin Awan