Peninggalan Dinasti Umayyah (3)

Bookmark and Share


Peninggalan Dinasti Umayyah (3)

Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Umayyah terus bertahan hingga kini.

Ilmu pengetahuan
Masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah juga bisa dikatakan sebagai awal perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam.

Pada masa ini, telah berkembang ilmu pengetahuan secara tersendiri dengan masing-masing tokoh spesialisnya.

Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dilakukan oleh para khalifah dengan jalan memberikan dorongan atau motivasi.

Para khalifah memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama, ilmuwan, serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, disediakan anggaran oleh negara. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya.

Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum. Ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah ilmu qiraat, tafsir, hadis, fikih, nahwu, balaghah, dan lain-lain.

Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis.

Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat yang sekaligus juga paman Nabi SAW yang terkenal. Bersama muridnya, Mujahid, ia yang pertama kali menghimpun tafsir dalam sebuah suhuf.

Sementara itu, ilmu hadis mulai berkembang setelah ditemukan banyak penyimpangan dan penyelewengan dalam meriwayatkan hadis atau setelah diketahui banyaknya hadis palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik. Karena itulah, dirasakan adanya keperluan untuk menyusun buku hadis.

Di antara para ahli hadis (muhaddits) yang terkenal masa itu ialah Muhammad bin Syihab A-Zuhri. Ia mula-mula menyusun ilmu hadis dan membukukan perkataan, perbuatan, ketepatan, ataupun sifat-sifat Nabi SAW.

Ahli hadis lainnya adalah Hasan Al-Basri, Sa’id bin Musayyad, Rabi’ah Ar-Ra’iy (guru dari Imam Malik), Ibnu Abi Malikah, dan Sya’bi Abu Amir bin Syurahbil.

Redaktur: Chairul Akhmad