Teliti Situs, Tim Perdalam Georadar Gunung Padang

Bookmark and Share


Tim peneliti Gunung Padang kembali melakukan penelitian di kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang di Kampung Panggulan Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai Selasa, 17 Juli 2012 hingga Rabu, 18 Juli 2012. Penelitian ini dilakukan untuk menambah kedalaman georadar.


Ketua Tim peneliti Danny Hilman mengatakan, sebelumnya penelitian georadar dilakukan dengan kedalaman 20 meter. Karena kekurangan data, georadar kembali dilakukan dengan menambah kedalaman hingga 50 meter.”Georadar ini diperlukan untuk mencari lapisan di kedalaman situs,” kata Danny di Cianjur, Rabu 18 Juli 2012.

Hasil georadar ini, kata Danny, akan dilaporkan kepada tim bentukan Staf Ahli Kepresidenan untuk ditindaklanjuti. “Pengeboran perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil carbon dating, sehingga usia situs bisa ditentukan,” kata Danny.

Penentuan usia situs diperlukan karena selama ini terdapat kesimpangsiuran masalah usia situs dan peradaban yang ada di sekitarnya. Jika kepastian usia ini bisa didapat, menurut Danny, kesimpangsiuran tersebut bisa dinetralisir.

Berdasarkan hasil carbon dating sebelumnya, dari teras 2 dengan kedalaman 5 meter terdapat material yang berusia 4.700 tahun Sebelum Masehi. Sedangkan dari teras 5 dengan kedalaman 8 meter ditemukan material berusia 10.300 tahun Sebelum Masehi.

“Kami masih memiliki sampel carbon dating untuk diteliti. Jika sebelumnya carbon dating diteliti di laboratorium Badan Atom Nasional (Batan), kali ini sampel akan dikirim ke laboratorium di Miami, Amerika Serikat, “ucap Danny.

Danny menjelaskan, ketepatan carbon dating di laboratorium Miami dijamin karena peralatannya super canggih. Sayang, harganya sangat mahal. Untuk satu sampel dari satu gram carbon dating harganya mencapai 600 dolar Amerika Serikat atau kira-kira Rp 5,4 juta. “Padahal diperlukan 7-10 sampel untuk diteliti,” ujarnya.

Penelitian georadar dilakukan di Situs Gunung Padang di tengah-tengah arus pengunjung yang cukup membludak. Ratusan pengunjung yang memenuhi areal situs cukup merepotkan tim peneliti.

Tempo