Yang Dijalankan Umat Islam: 80% Sunnah Sahabat

Bookmark and Share


DALAM diskusi buku SAHABAT NABI karya Dr.Fuad Jabali (16 Maret 2011) di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof.Dr. Jalaluddin Rakhmat (Ustadz Jalal) memberikan pujian atas keberanian Fuad Jabali membuka khazanah Islam setelah Rasulullah saw wafat.

Ustadz Jalal mengaku bahwa setelah membaca buku karya Fuad, merasa terharu dan menangis juga geram terhadap perilaku-perilaku sahabat yang tidak patuh kepada Rasulullah saw.

Menurut Ustadz Jalal, fanatisme para ahli hadis terhadap sahabat Nabi menyebabkan umat Islam sekarang enggan untuk melakukan studi kritis. Banyak perilaku dari para sahabat yang jauh dari akhlak Rasulullah saw, tetapi tetap diteladani dan disakralkan. Apabila dikemukakan perilaku tercela mereka maka akan dikecam sebagai zindiq atau sesat. Anehnya, kecaman sahabat terhadap sahabat lainnya tidak pernah disebut zindiq.

Ustadz Jalal juga mengemukakan bahwa kali pertama yang mengecam sahabat dalam sejarah adalah Abbas bin Abdul Muthalib yang mengecam Imam Ali dalam sebuah persidangan—kisahnya terdapat dalam Shahih Muslim.

“Jadi, bukan orang-orang Syiah yang mengecam sahabat itu,” kelakar Ustadz Jalal yang disambut tawa para hadirin.

Selain memberikan pujian, Ustadz Jalal juga memberikan sedikit kritik pada karya Fuad Jabali tersebut, khususnya hal yang menjadi penyebab lahirnya perang antar sahabat; Perang Jamal dan Shiffin.

Sambil membacakan halaman bukunya, Ustadz Jalal menjelaskan bahwa kesalahan Fuad dalam buku tersebut adalah menyatakan Imam Ali bin Abi Thalib dan Ahlulbayt Nabi mengalami peningkatan kekayaan setelah wafat Nabi. Hal tersebut dibantah oleh Ustadz Jalal, justru yang tertindas dan tidak memiliki kekayaan adalah keluarga Nabi.

“Tanah Fadak yang merupakan warisan Nabi untuk Fathimah dan yang digarap Imam Ali untuk kehidupan sehari-hari diambil oleh penguasa. Sejarah mencatat bahwa justru para sahabat yang menjadi khalifah dan para pejabatnya yang hidupnya makmur dengan kekayaan,” sanggah Ustadz Jalal yang menyebutkan kekayaan mereka yang ditulisnya dalam kata pengantar buku tersebut.

Dalam penelitian disertasi doktoral bidang hadis yang diujikan di UIN Makasar, Ustadz Jalal menemukan kesimpulan sementara bahwa 80% sunnah yang dijalankan Umat Islam bukan sunnah Nabi.

Ustadz Jalal menyebutkan, para sahabat setelah wafat Nabi banyak membuat hal-hal baru dalam agama; seperti shalat tarawih, menambah asholatu khoirumminannaum pada azan subuh, azan dua kali pada ibadah jumat, dan lainnya.

Ustadz Jalal menyebutkan dalam hadis yang dibacakannya langsung pada hadirin bahwa Aisyah binti Abu Bakar sendiri menyatakan telah mengubah-ubah ajaran Rasulullah saw.

“Nah… merekonstruksi sejarah, berarti juga merenkonstruksi agama atau pemahaman keyakinan kita. Karena itu, saya menyarankan untuk menggunakan pendekatan kajian historiografi dalam mengkaji hadis agar terungkap hal-hal yang selama ini tidak kita ketahui. Seperti yang dilakukan doktor Fuad Jabali,” ungkap Ustadz Jalal.

ahmad s