Kisah Kelam Ya’juj wa Ma’juj {3}

Bookmark and Share


Ya’juj Ma’juj Masa Kini
Dari rentetan mengenai sejarah bangsa Alan, maka ada beberapa sifat buruk dari mereka yang kita dapat; yaitu bahwa mereka gemar berperang, suka menipu, dan berusaha untuk kawin dengan orang berpengaruh.
Namun ada satu hal dari Alans yang membuat kita merasa was-was, yakni bahwa mereka telah banyak memiliki keturunan dimana-mana. Jadi rupanya jumlah mereka banyak dan telah menyebar hampir di berbagai penjuru bumi. Walau mungkin tidak semua dari mereka memiliki perangai buruk seperti nenek moyang mereka, namun hal ini tidak boleh membuat kita lengah dan tidak waspada.
Sabda Rasulullah saw:
Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil matanya, dan menyala (pirang) rambutnya. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai”. (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka dilepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia. Dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath)
Jika kita melihat hadits Nabi diatas, maka ciri-ciri Ya’juj Ma’juj yang bermata kecil dan berambut terang (pirang) tampaknya mengacu pada perpaduan antara orang Asia dan Eropa. Ciri-ciri ini pada masa kini sepertinya tidak pernah kita jumpai, terkecuali pada orang-orang Asia Timur yang sengaja mengecat rambutnya dengan warna blonde. Saat ini yang paling mendekati ciri-ciri itu hanyalah orang-orang Asia Tengah pecahan eks Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Sejarawan mengatakan bahwa ciri-ciri tsb hanya banyak dijumpai pada orang-orang Kaukasoid masa lalu, dimana wilayahnya memang dikenal dengan nama Eurasia (Eropa-Asia).
Walau demikian, ada petunjuk bagus mengenai ini. Pada tanggal 7 November 2007, di Sekolah Tinggi Jokela di Jokela-Tuusula, Finlandia, terjadi penembakan oleh mahasiswa berusia 18 tahun bernama Pekka Eric Auvinen, yang menewaskan 8 orang dan melukai 1 orang. Eric Auvinen sendiri bunuh diri dengan cara menembak dirinya di kepala. Menurut manifestonya, motivasinya adalah keterasingan dan penghinaan bagi umat manusia. Dalam videonya di youtube dengan akun bernama “Sturmgeist89”, ia mengatakan: “Saya, sebagai pemilih alami, akan menghilangkan semua yang saya lihat tidak layak, termasuk ras manusia yang merupakan kegagalan dari seleksi alam. Ia juga sempat berkata: “I am the law, judge, and executioner. There is no higher authority than me. I’m a god-like atheist”. “Sturmgeist berarti semangat badai dalam bahasa Jerman. Semua video Eric Auvinen dihapus oleh youtube, namun sebagian diantaranya ada yang berhasil diupload ulang oleh orang lain.
Kurang dari satu tahun setelah pembantaian sekolah Jokela, tepatnya pada tanggal 23 September 2008; penembakan sekolah lain terjadi di Kauhajoki-Finlandia, di mana seorang pria bersenjata menembak dan menewaskan 10 orang sebelum membunuh dirinya sendiri. Kejadian tersebut berlangsung di Universitas Seinäjoki oleh seorang mahasiswa kampus tsb yang berusia 22 tahun bernama Matti Juhani Saari. Di asrama kampusnya, ia meninggalkan dua catatan, yang mengatakan: “Saya benci umat manusia”; “Solusinya adalah Walther 22” (jenis pistol yang digunakannya untuk membunuh). Seorang juru bicara polisi berkomentar: “Saari meninggalkan catatan dengan mengatakan bahwa ia memiliki kebencian bagi umat manusia, untuk seluruh umat manusia, dan bahwa ia telah memikirkan apa yang ia akan lakukan selama bertahun-tahun. Catatan tsb juga menunjukkan bahwa dia sangat gelisah dan mem-benci segala sesuatu”. Saari juga sempat memposting video pada situs jejaring sosial, di mana ia menunjuk pistol pada kamera dan berkata dalam bahasa Inggris: “Kamu akan mati berikutnya”, diikuti dengan menembakkan empat tembakan ke arah kamera.
Yang menarik, ciri-ciri dari Eric Auvinen dan Matti Juhani Saari ini persis seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. Berikut gambar wajah dari Eric Auvinen dan Matti Saari:
134916299789518551713491629641979709408
Sumber: archive.worldhistoria.com (kiri), en.wikipedia.org (kanan)

13491630291470836494
13491735991893952264
Gambar: Matti Saari
Sumber: en.wikipedia.org (atas, kiri), news.bbc.co.uk (kanan)
Yang tak kalah menarik, baik Eric Auvinen maupun Matti Saari berasal dari negara yang sama, yakni: Finlandia.
Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1976 oleh Random House, New York, berjudul: The thirteenth tribe - The Khazar Empire And Its Heritage (Suku Bangsa Ketiga Belas – Kekaisaran Bangsa Khazar dan Warisannya); Arthur Koestler mengatakan bahwa Bangsa Khazar terdiri dari campuran bangsa Mongol, Turki, dan Finlandia.
Bangsa Khazar dulunya dikenal sebagai bangsa barbar. Pada abad ke-5, bangsa Khazar berada diantara gerombolan perusak Attila, bangsa Hun. Sekitar tahun 550 M, bangsa Khazar yang nomadik mulai menetap di wilayah sebelah Utara Kaukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Ibukota kerajaan Khazar adalah Itil dibangun di hulu Sungai Volga yang mengalir ke Laut Kaspia, dalam rangka mengontrol lalu lintas sungai. Bangsa Khazar kemudian memungut pajak dalam jumlah besar setiap muatan yang melintasi Itil di Sungai Volga . Mereka yang menolak, diserang dan dibantai.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tahun 930 M, Bangsa Khazar mengatur pernikahan dinasti dengan Bangsa Alan; yang berarti bahwa keturunan Bangsa Khazar pada masa kini juga merupakan keturunan dari Bangsa Alan (ya’juj ma’juj pada masa lalu).
Menarik untuk dicermati bahwa gabungan dari bangsa Alan dan Khazar memilih Yudaisme sebagai agama, padahal mereka merupakan penganut paganisme (menyembah berhala). Alasannya jelas karena agama Yahudi lebih dapat diterima di dunia internasional. Mereka tidak mungkin mengakui bahwa diri mereka adalah penyembah setan, karena jika ini mereka lakukan, maka mereka akan dimusuhi dan dikucilkan dari dunia internasional. Lantas, mengapa mereka memilih Yudaisme, bukan Kristen atau Islam?. Sebab mereka memang memiliki darah Yahudi. Baik kerajaan Alania maupun Khazaria tercatat dalam sejarah merupakan salah satu tempat bermukim bagi bangsa Yahudi selama masa diaspora. Bahkan kemungkinan besar para rahib Yahudi beserta keturunan dan pengikutnya lebih memilih berdiam di Alania dan Khazaria, sebab pada dasarnya mereka adalah pengikut iblis yang suka memutarbalik perkataan Taurat dan Injil sesuai kehendak mereka. Keyakinan mereka tentunya sepaham dengan suku Alan dan Khazar yang juga adalah pengikut setan. Oleh sebab itu, jangan heran jika mereka dapat mengetahui dengan jelas tentang Yudaisme dan sejarah bangsa Yahudi.
Pada akhirnya keturunan Alan-Khazar-Yahudi dikenal dengan nama Yahudi Ashkenazi, dimana sebelum-nya mereka juga dikenal dengan istilah ras Arya. Mereka inilah Ya’juj Ma’juj masa kini. Walau demikian, tak semua Yahudi Ashkenazi memiliki perangai yang buruk dan jahat. Ada juga sebagian kecil diantara mereka yang tetap melaksanakan ajaran Taurat dan Injil secara konsekwen. Maka dari itu, disini saya ingin mengistilahkan bahwa ada yang dinamakan dengan Yahudi Jahat dan Yahudi Baik.
Yahudi Jahat inilah yang bertindak sebagai provokator ‘kotor’ untuk menyulut berbagai perang yang timbul di muka bumi, seperti Perang Salib, Revolusi Inggris, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Perang Dunia I, Perang Saudara di Rusia, Perang Dunia II, Perang Dingin, Perang Teluk, serta berbagai kekacauan yang saat ini terjadi di Timur Tengah.
Untuk menjalankan aksi bejatnya, mereka membuat kelompok-kelompok, agar apa yang telah mereka rencanakan dapat berjalan rapi dan terorganisir.
bersambung…
Mattula Ada