SISTEM DEMOKRASI ADALAH SISTEM DAJJAL ?

Bookmark and Share




Sistem Demokrasi sebenarnya merupakan pembangkangan manusia terhadap aturan Allah Sang pencipta, karena semenjak manusia diciptakan, Allah sudah memberikan petunjuk hidup / aturan kepada manusia melalui para Nabi dan Rasulnya, sebagai rasa kasih sayang Sang Pencipta kepada mahkluknya, agar manusia bisa hidup bahagia, baik didunia maupun di akhirat.

Petunjuk hidup ini kemudian oleh manusia modern dicontoh, khususnya dalam meluncurkan produknya, misalnya mesin-mesin, kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang dan lainya.


Setiap pabrik pembuat mesin tersebut diatas pasti dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan atau pengoperasiannya sekaligus perawatannya, yang tujuannya sudah jelas agar pemakai produk tersebut selamat dan barang yang dipakainya akan awet.


Jika pemakai barang tersebut tidak memenuhi aturan tersebut tentunya pihak pabrik / produsen tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan barang yang dipakai serta keselamatan pemakainya.


Contoh yang gampang, misalnya kereta api, sesuai aturan yang ada pada buku petenjuk, kereta api harus berjalan diatas rel besi, maka jika kereta api tersebut tidak dijalankan diatas rel atau bahkan dijalankan di jalan raya, tentu selain merusak kereta api itu sendiri juga akan merusak jalan, bahkan akan mengancam kelematan jiwa pemakai maupun manusia lainnya.


Begitu juga bila mobil bermesin diesel diisi dengan bensin, maka akan rusaklah mesin mobil tersebut.


Manusia bisa patuh dan taat terhadap aturan pabrik pembuat barang yang dipakainya semisal sepeda motor, mobil, kereta api dan lain sebagainya, karena berkeyakinan jika mengikuti aturan pabrik akan selamat dan barang yang dipakai akan awet, tapi anehnya manusia sekarang yang katanya makin pintar, justru malah mengingkari dan tidak percaya pada aturan yang membuat atau menciptakan dirinya, yaitu Allah Rabbil alamin.



Oleh karena itu ketidak patuhan terhadap aturan Sang Pencipta tersebut sebenarnya juga merupakan pembangkangan secara terang-trangan terhadap Allah Sang pencipta yang tentu akibat yang ditanggungnya sudah tahu, yaitu tiada ketenangan hidup di dunia dan kesengasaraan di kahirat.


Tokoh pembangkang mahkluk Allah pertama adalah Iblis, yang tidak mau diperintah Allah untuk menghormat manusia, karena iblis merasa lebih hebat dari manusia.


Jika demikian sekarang apa bedanya manusia yang membangkang terhadap aturan Allah dengan Iblis ?


Jawabnya tentu tidak ada bedanya, dua-duanya pembangkang terhadap aturan Allah, mungkin bedanya hanya asal penciptaannya saja, jika Iblis berasal dari api sedangkan manusia berasal dari tanah, namun dua-duanya sudah tahu bahwa tempat pembangkang nantinya adalah Neraka Jahanam.


Kalau di jaman dahulu pembangkangan manusia terhadap aturan Allah dipengaruhi oleh Iblis, maka dijaman sekarang ini pembangkangan manusia terhadap Allah karena pengaruh Dajjal.


Dajjal memang mahkluk yang begitu hebat, dia bisa menampakkan surga seakan neraka begitu juga sebaliknya nerakan seakan surga.


Salah satu produk Dajjal saat ini adalah Demokrasi, seakan begitu indah demokrasi yang ditawarkan Dajjal, sekaan bisa membuat manusia hidup tentram dan damai, tapi kenyataannya ketidak teraturan dan kehancuran yang diperoleh manusia penganut demokrasi dan saat ini oleh Allah Rabbil alamin sudah mulai ditampakkan kehancurannya, mulai di timur tengah dan insya Allah keseluruh penjuru dunia.


Demokrasi yang ditawarkan Dajjal yang kelihatannya indah dan menyenagkan, dimana kekuasaan ditangan rakyat, namun pada prakteknya demokrasi adalah pembungkaman dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh sebagian kecil kelompok orang terhadap sebagian besar rakyat.



Kelompok kecil ini bisa juga para penguasa, elit-leit politik maupun pemegang kendali ekonomi. Coba kita perhatikan dengan cermat, Indonesia ini Negara yang sangat kaya raya yang katanya menganut sistim Demokrasi yang katanya kekuasaan ditangan rakyat, kenyataannya sebagian besar rakyat justru hidup melarat sedangkan segelintir manusia bisa menguasai sebagaian besar ekonomi negeri ini dan mereka hidup sangat mewah.


Dan yang baru, yang sebetulnya masalah lama tapi berlarut-larut di Negeri ini adalah kasus ahmadiyah. Jika benar demokrasi kekuasaan ditangan rakyat, mengapa ahmadiyah yang sesat dan telah menodai islam yang dianaut lebih dari 85% lebih penduduk indonesia tidak segera dibubarkan, padahal sebagian besar umat islam menghendaki ahmadiyah segera dibubarkan.


Lantas dimana demokrasi bersembunyi, mahluk apakah demokrasi ini ?. Dan skala yang lebih besar lagi tentunya bukan hanya negeri kita tapi dunia, coba kita perhatikan negara yang katanya penegak Demokrasi dan dibangga-banggakan para penjilatnya yaitu Amerika Serikat, padahal HAM yang didengung-dengungkan hanya untuk melindungi pelacur

Bagaimana Negara yang katanya pelopr HAM tapi kenyataannya pelanggar HAM terberat didunia, Apa urusan Iraq dengan negerinya, sampai negaranya dihancurkan dan jutaan rakyatnya dibantai dengan biadab, apa urusannya dengan Afghanistan negaranya dihancurkan dan jutaan rakyatnya dibantai dengan brutal, sudah begitu untuk mencari alasan dapat menyerbu Afghanistan dan mencari simpati rakyatnya dan warga dunia gedungnya sendiri dihancurkan. Serangan 11 September adalah Peristiwa Yang Mempermalukan dan Menghinakan Serta Membongkar Kebobrokan dan Kebohongan Amerika )

KN