Ketika Baitullah Bersaksi

Bookmark and Share


13428669981107567837

Surat Amanah (dok pribadi)

Museum Al Bayt Al Qur’an

Marhaban Ya Ramadhan. Alhamdulillah muhibah dari masjid ke masjid tahun 1433 Hijriah telah dimulai Sabtu 1 Ramadhan bersamaand dengan 21 Juli 2012. Muhibah ramadhan kali ini bertema Ketika Baitullah Bersaksi. Sebelum berangkat dari rumah pukul 10.25, awak bermohon kehadirat Allah SWT, semoga selalu diluruskan niat semata mengharap redha Sang Khaliq, ditengah flu berat yang melanda sejak dua hari an lalu. Dalam kondisi kesehatan yang kurang fit, Bismillahirohmanirrohim awak langkahkan kaki kanan semoga diberi kekuatan, kesehatan dan kelapangan sehingga rencana 40 hari muhibah dapat terlaksana dengan lancar.

Museum Al Qur’an yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur merupakan saksi kehadiran awak di Baitullah yang berdiri dengan megah dan agung dengan arsitektur timur tengah modern. Bayt Al -Qur’an dan Museum Istiqlal diresmikan oleh Bapak Soeharto pada tanggal 20 April 1997 dimaksudkan untuk meningkatkan kecintaan dan pemahaman serta pengamalan ajaran ajaran Al Quran. Menurut Pak Nuruddin, Petugas Museum, tahun lalu ada 10.000 orang yang mengunjungi museum, yang terdiri dari masyarakat umum dan anak anak sekolah. Museum ini tidak menarik biaya untuk karcis masuk, didalamnya terdapat fasilitas Masjid yang juga digunakan untuk shalat Jum’at.

Alhamdulillah kita dipertemukan kembali dengan Bulan Suci Ramadhan tahun ini. Bulan dimana umat Islam mendapatkan begitu banyak kesempatan untuk mengintrospeksi dirinya setelah 11 bulan hidup dalam suasana dunia yang semakin banyak cobaan. Tidak lain bulan ini merupakan bulan latihan agar umat menjadi lebih bertaqwa sebagaimana termaktub dalam Surat Al Baqarah ayat 183 : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.

Surat Amanah (alm) Ibu Tien

Setelah melewati pintu gerbang, dimuka terpampang sebuah prasasti yang bertulisan ,…….

Untaian agung peristiwa peristiwa Sejarah Islam nusantara direkan disini,

gagasan bertunas, tumbuh dan mekar direlung kalbunya,



maka atas sepetak tanah Tuhan amanah Almarhumah Ibu Negara Hajjah Fatimah Siti Hartinah Soeharto


Bayt Al Qur’an dam museum Istiqlal dibangun disini sebagai rumah pengetahuan.


Ya Allah Ya Rabbi rahmatilah dan berkatilah atas amal ibadahnya.


Jakarta 20 April 1997 / 12 Dzulhijjah 1417 H.


Sepetak Tanah Tuhan


Agak lama awak terhenti didepan prasati itu, membaca dengan teliti dan cermat untaian kalimat yang dpateri di prasasti berdasar warna kuning yang nyaris pudar. Inilah salah satu bukti peninggalan bersejarah dari (alm) Ibu Tien Soeharto diantara sebegitu banyak karya gemilang fenomenal yang sangat bermanfaat dalam mencerdaskan anak bangsa. Awak terharu membaca dua ungkapan di prasasti : sepetak tanah Tuhan dan rumah pengetahuan. Ya di gedung inilah ilmu pengetahuan ditebarkan dalam bentuk beragam jenis benda sejarah mulai dari mushaf dan naskah naskah kuno, arsitektur, sampai ke senirupa tradisional yang bernafaskan seni budaya Islam.

Semua ide ide mengumpulkan khasanah mushaf Al Quran di nusantara datang dari beberapa tokoh agama Islam. Namun Ide ide itu tidak akan terwujud tanpa peran serta aktif ibu Tien Soeharto, Almarhumah menyediakan segalanya sehingga Gedung Museum dan segala isinya bisa dinikmati oleh generasi penerus. Kelebihan Ibu Negara yang satu ini adalah ide bukan berhenti di ide ide saja tetapi ide itu wajib terwujud menjadi kenyataan. Nah pantaslah Bu Tien mendapatkan penghargaan seperti ungkapan terakhir di prasasti itu : Ya Allah Ya Rabbi rahmatilah dan berkatilah atas amal ibadahnya.

Kekayaan khasanah Islam Indonesia

Ditemani Pak Nuruddin, awak berkeliling museum, melihat kekayaan khasanah mushaf Al Qur’an dari beberapa daerah nusantara. Gedung museum yang kini berada dibawah pengelaolaan badan Litbang Kementerian Agama ini nampaknya perlu mempromosikan institusinya agar manfaaf dari museum optimal bagi peningkatan pengetahuan umat terhadap Al Qur’an. Terdapat juga beberapa kaligrafi dan profil masjid. Nampak pula beduq besar dibagian belakang museum serta koleksi Al Qur’an kuno. Sungguh sangat disayangkan apabila Museum yang hanya 2 di dunia ini tidak menjadi mercusuar bagi umat Islam Indonesia.

Waktu shalat Dhuzur tiba, awak bergegas mengambil wudhu di samping masjid yang lokasinya agak menurun. Jamaah nampaknya tidaklah begitu banyak dihari pertama puasa dan juga hari libur. Ruang dalam masjid Bayt Al Quran cukup bersih, terasa aroma cat , mungkin dinding bagian dalam masjid baru dipoles. Beberapa karyawan menata sound system dan sebagian lain membersihkan permadani sajadah yang cukup tebal.


Museum Al Bayt dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 15.00. Sebelum berdirinya Masjid At Tin menurut Pak Nuruddin, Masjid Al Bayt menyelenggarakan shalat taraweh, dimana jamaah nya cukup banyak dari warga yang tinggal disekitar Taman Mini. Kini selain shalat wajib 5 waktu masjid Al Bayt juga menyelenggarakan shalat Jum’at dengan jumlah jamaah cukup ramai sampia sampai meluber ke lobby gedung Al Bayt.

Selesailah muhibah dihari pertama ditengah matahari Jakarta yang semakin menyengat. Jejak sudah ditinggalkan, semoga, sidik jari, usapan tangan dipintu Baitullah ini akan menjadi saksi kelak diakhirat sebagai bukti awak pernah ziarah kesana. Insya Allah dihari berikutnya jejak jejak awak dan mungkin sahabat yang ingin ikut serta dalam muhibah ini bisa dicatat oleh malaikat dan dikirim beritanya ke komputer super canggih di lauh mahfuz. Itulah keyakinan awak yang menjadi motivasi niat muhibah dari mashid ke masjid di bulan ramadhan tahun ke tiga ini.
1342866570569682416

Gedung Bayt Al Quran (dok pribadi)



1342866702849740577

Surat Al Fatehah dengan ornamen nusantara



13428668051862926825

the big one bedug (koleksi pribadi)


1342864416311031878

Masjid Bayt Al-Quran

Salam PenaSehat PenaKawan PeSaran

Thamrin Dahlan